LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN VI
MENENTUKAN LOKUS TUMBUH PADA TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang
tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan
yang diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat
tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang
nyata walaupun umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak
akibat tumbuh yang dikenal adalah gerak tropisme. Arah gerak tumbuhan karena
rangsang cahaya disebut fototropisme.
Fototropisme yang dilakukan tumbuhan inilah yang kemudian ingin dilihat
dalam percobaan ini. Percobaan kali ini menggunakan tumbuhan yang menggunakan
median air dan menempatkannya pada tempat yang mendapatkan rangsangan cahaya
matahari. Kemudian melihat gerak tumbuhan yang akan dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya yang berasal dari berbagai arah. Kemudian akan dilihat gerak tumbuhan
yang menjauhi atau mendekati arah rangsangan yang ada. Fototropisme merupakan
gerak tumbuhan akibat adanya rangsangan cahaya oleh cahaya matahari.
Berdasarkan
hal ini maka dilakukanlah percobaan mengenai lokus tumbuh pada tumbuhan agar kita
dapat mengetahui letak daerah
pemanjangan sel pada akar dan tunas.
I.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini,
yaitu untuk menentukan letak daerah pemanjangan sel pada akar dan batang pada
kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus.
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan ini berlangsung pada hari Senin, tanggal 22 November
2010, pada pukul 11.00 – 14.00 WITA, bertempat di
Laboratorium Biologi Dasar,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pengamatan pada percobaan ini dilakukan
selama dua hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam
ukuran yang bersifat irreversible. Pertumbuhan
bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja menyangkut volume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah
sel, banyaknya proto plasma, dan tingkat kerumitan. Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan
pendewasaan sel (Fahn, 1992).
Pada umumya daerah
pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas dan akar. Pada beberapa jenis
tumbuhan (rumput-rumputan dan
monokotil lainnya) daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap
buku (nodus). Pertumbuhan juga terjadi pada
bagian-bagian lainnya, sebagai contoh
pada daun sel-sel akan membesar sampai
tingkat tertentu. Pertumbuhan secara lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada
sisi-sisi jaringan kambium (Latunra,
2010).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan
dan pekembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung
pada tersedianya merisitem, hasil
asimilasi, hormon, dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Fahn, 1992).
Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu (Anonim, 2000):
1. Gerak higroskopis yaitu gerak yang ditimbulkan
oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya: gerak membukanya kotak spora,
pecahnya buah tanaman polong.
2. Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi
rangsang dari luar.
3. Gerak endonom yaitu gerak yang belum/tidak
diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan
itu sendiri yang menggerakkannya gerak otonom, misalnya aliran plasma sel.
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan
asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme,
dan nasti. Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut gerak
tropisme. Jika yang bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis.
Jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak
nasti (Anonim, 2010).
Secara empiris, pertumbuhan
tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan
(internal dan eksternal). Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di
defenisikan. Pertumbuhan berarti
pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua
proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat
berbalik. Proses differensiasi
seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses
differensiasi (Franklin, 1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di
kategorikan sebagai faktor
eksternal (lingkungan) dan faktor
internal (genetik). Dikelompokkan sebagai berikut (Franklin, 1991):
·
Faktor Eksternal :
1. Iklim: Cahaya,temperature,air,panjang
hari,angina dan gas.
2. Edafatik (tanah): tekstur,struktur,bahan organik, dan kapasitas
pertukaran kation.
3. Biologis: Gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode, macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.
·
Faktor internal:
1. Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan biologis.
2. Laju fotosintesis.
3. Respirasi.
4. Klorofil, karotein, dan
kandungan pigmen lainnya.
5. Pembagian hasil asimilasi N.
6. Tipe dan letak merisitem.
7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8. Aktivitas enzim.
9. Pengaruh langsung gen (Heterosis dan epistasi).
10. Differensiasi.
Alometri dari pertumbuhan ujung dan pertumbuhan akar, biasanya sebagai
rasio pucuk akar, yang mempunyai
kepentingan fisiologis karena dapat
menggambarkan salah satu tipe
toleransi terhadap kekeringan. Kekurangan
air dapat menghambat pertumbuhan ujung dan akar dan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan ujung.
Pertumbuhan ujung lebih di galakkan apabila tersedia N dan banyak air.
Pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila faktor N dan air ini terbatas. Akar adalah bagian yang pertama mencapai air, N, dan faktor-faktor lainnya. Pucuk adalah bagian yang pertama mencapai
cahaya, CO2, dan faktor iklim (Anonim, 2010).
Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman
atau terhadap komunitas tanaman. Analisis pertumbuhan sebatang tanaman umumnya
dilakukan pada tahap awal, meliputi hal-hal berikut (Franklin, 1991):
1. Laju pertumbuhan
relative mutlak.
2. Laju satuan
daun atau luju asimilasi bersih.
3. Rasio luas
daun.
4. Luas daun
khusus.
5. Berat daun
khusus dan alometri dalam pertumbuhan.
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem
ujung, sedangkan lebar yang lebih dari pada perbesaran
sel-sel ujung merupakan hasil dari merisitem lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuahan
sekunder dari merisitem kambium.
Walaupun demikian pertumbuhan
lateral tidak analog karena
percabangan akar muncul dari
lingkaran tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang
berdifferensiasi suatu morfogenesis yang jeles berbeda dari percabangan pada
pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan (Harjadi, 1979).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribisi akar (Franklin, 1991):
1. Genotip.
2. Persaingan
tanaman.
3. Penghilangan
daun.
4. Atmosfer
tanah.
5. pH tanah.
6. Temperatur
tanah.
7. Kesuburan
tanah.
8. Air.
9. Daya mekanik
dan fisik.
Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering
yang tidak dapat balik. Pertambahan
ukuran dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang tejadi karena baik ukuran sel maupun jumlahnya
bertambah. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan hubungan
antarvoleme dan luas permukaan. Proses-proses pembelahan sel menentukan dasar
untuk pertumbuhan akan tetapi pembelahan sel adalah proses-proses yang diatur
secara biokimia, dan tidaklah perlu selalu diatur langsung oleh hubungan antara
volume dan luas permukaannya (Harjadi, 1979).
Pertumbuhan primer berguna untuk
memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder berguna untuk meningkatkan diameter sumbu.
Pertumbuhan sekunder dalam
akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya yang berasal dari
benang-benang merisitem dalam
jaringan prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele (Heddy, 1987).
Umumya lokus tumbuh pada
tanaman terletak pada bagian ujung (meristem apikal), meliputi ujung akar, ujung batang, dan
ujung daun. Pada rerumputan dan monokotil lainnya lokus tumbuhnya terletak di bagian atas
tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan pada bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel
baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titik tumbuh yang diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya (Fahn, 1992).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada
percobaan ini yaitu toples, lempeng kaca (ukuran 20 x 9 cm), tissue, karet
gelang, mistar, dan toples.
III.2 Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan ini yaitu kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus, tinta cina, kertas
label, tissue, dan air.
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini
yaitu :
III.3.1 Pertumbuhan Akar:
1.
Menyiapkan lempeng kaca, toples, dan tissue.
2.
Membalut lempeng kaca dengan tissue.
3.
Memilih 5 kecambah yang bagus akarnya (lurus dan tidak terpotong
ujungnya).
4.
Memberi tanda dengan tinta cina sebanyak 5 nodus dengan jarak 2 mm menggunakan pipet dari
pangkal akar menuju ujung akar, begitu pula dengan 4 kecambah lain.
5.
Menempelkan kelima kecambah pada lempeng kaca dengan
rapi, kemudian mengikatnya dengan karet gelang.
6.
Memasukkan
lempeng kaca dalam toples plastik yang telah berisi air.
7.
Meletakkan toples pada tempat yang mendapat cahaya
matahari.
8.
Melakukan pengamatan dengan mengukur panjang tiap lokus
setelah 2 hari.
III.3.2 Pertumbuhan Batang:
1.
Menyiapkan lempeng kaca, toples, dan tissue.
2.
Membalut lempeng kaca dengan tissue.
3.
Memilih 5 kecambah yang batangnya lurus.
4.
Memberi tanda dengan tinta cina sebanyak 5 nodus dengan
jarak 2 mm, dengan menggunakan pipet
dari pangkal batang menuju ujung batang, begitu pula dengan 4 kecambah lain.
5.
Menempelkan kelima kecambah pada lempeng kaca dengan
rapi, kemudian mengikatnya dengan karet gelang.
6.
Memasukkan
lempeng kaca dalam toples plastik yang telah berisi air.
7.
Meletakkan toples pada tempat yang mendapat cahaya matahari.
8.
Melakukan pengamatan dengan mengukur panjang tiap lokus
setelah 2 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel Pengamatan
·
Batang
lokus
|
Panjang interval tanaman ke- (mm)
|
Panjang rataan tiap interval (mm)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
4
|
3
|
5
|
4
|
4
|
4
|
2
|
5
|
3
|
5
|
3
|
4
|
4
|
3
|
5
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
5
|
4
|
4
|
3
|
5
|
4,2
|
5
|
5
|
4
|
4
|
3
|
5
|
4,2
|
·
Akar
lokus
|
Panjang interval tanaman ke- (mm)
|
Panjang rataan tiap interval (mm)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3,8
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2,6
|
5
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2,6
|
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang ijo Phaseolus radiatus. Kacang hijau ini diamati lokus pertumbuhannya pada akar dan batang. Tinta
yang digunakan untuk memberi garis pada batang maupun akar kecambah berfungsi
sebagai tanda dan berguna pada saat pengamatan selanjutnya. Tinta cina
digunakan karena tinta ini tidak luntur pada saat terkena air sehingga garis
pada batang maupun akar kecambah tetap ada. Karet gelang yang digunakan
berfungsi agar kecambah tidak jatuh pada saat diletakkan di atas lempeng kaca karena lempeng kaca ini akan dimasukkan ke dalam toples dalam
keadaan tegak. Sedangkan air yang digunakan berfungsi sebagai sumber makanan
bagi kecambah sehingga kecambah dapat bertambah panjang.
Hasil panjang
rataan tiap interval pada batang berkisar
dari 4 mm sampai 4,2 mm. sedangkan hasil panjang rataan tiap interval pada
akar berkisar antara 2,6 mm sampai 3,8 mm. Dari tabel pengamatan, baik
akar maupun batang pada kecambah kacang ijo ada yang mengalami perpanjangan dan
ada juga yang tidak mengalami perpanjangan. Hal ini dapat disebabkan oleh
faktor luar maupun faktor dalam pada kecambah tersebut. Faktor luar dapat meliputi iklim sedangkan
faktor dalam meliputi gen serta hormon
pada kecambah tersebut.
IV.3 Grafik
a.
Grafik hubungan panjang rata-rata dan nomor interval
pada akar
b.
Grafik hubungan panjang rata-rata dan nomor interval
pada batang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan di atas kesimpulan yang dapat diperoleh, yaitu daerah perpanjangan kecambah terdapat pada meristem apikal. Pada
batang daerah pemanjangan terdapat di pangkal batang sedangkan daerah pemanjangan pada akar terdapat di
ujung akar. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhinya meliputi faktor luar yang berupa iklim dan faktor dalam yang berupa gen dan hormon pada kecambah tersebut.
V.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini bahan-bahan yang akan digunakan disediakan oleh labolatorium agar praktikum dapat
berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Gerak pada Tumbuhan. http://free.vlsm.org/. Diakses pada tanggal 18 November 2010 pukul 16.00 WITA.
Anonim, 2010. Pertumbuhan. http://ngaliyan.files.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 18 November 2010 pukul 16.00 WITA.
Fahn, A., 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. UGM university, Yogyakarta.
Fanklin, P. Garner, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Harjadi, Sri Setyadi, 1979. Pengantar Agronomi. Garmedia, Jakarta.
Heddy, Suasono, 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta.
Latunra, A. Ilham, 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
0 comments:
Post a Comment