LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN III
KECEPATAN TUMBUH
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus
sepanjang daur hidup, tergantung pada
tersedianya meristem, hasil
asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung.
Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi) yang irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis
atau pembesaran sel, atau dapat pula disebabkan oleh keduanya.
Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Dalam arti sempit
pertumbuhan berarti pembelahan sel (peningkatan jumlah) dan pembesaran sel. Kedua proses ini
memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat kembali.
Proses
pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh interaksi antara faktor internal
dan faktor lingkungan. Faktor internal meliputi faktor gen dan hormon sedangkan
faktor lingkungan meliputi suhu, oksigen, cahaya, dan kelembapan.
Pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang
menjadi tumbuhan kecil yang sempurna yang kemudian tumbuh membesar. Setelah
mencapai masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji.
Berdasarkan hal di atas,
maka dilakukanlah percobaan mengenai kecepatan tumbuh suatu tumbuhan.
I.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini, yaitu untuk mengamati
pertumbuhan daun kacang hijau Phaseolus
radiatus ketika masih dalam kuncup.
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan ini berlangsung pada hari Senin, tanggal 8 November
2010, pada pukul 14.00 – 17.00 WITA, bertempat di
Laboratorium Botani, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengamatan ini dilakukan
selama 10 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan adalah pertambahan
jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan sifatnya tidak dapat kembali
(irreversible). Proses pertumbuhan biasanya diikuti perkembangan yang merupakan
proses yang saling terkait (Diah, 2007).
Pertumbuhan merupakan
peristiwa perubahan biologis pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran
(volume, massa, tinggi). Pertumbuhan dapat terjadi karena adanya jaringan
meristematis. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kualitatif. Pengukuran perubahan panjang atau tinggi batang dapat
dilakukan dengan alat ukur misalnya penggaris, jangka sorong, atau dengan
auksanometer (Anonim, 2010).
Tumbuhan bertambah tinggi dan besar
disebabkan oleh dua hal. Pertama, pertambahan jumlah sel sebagai hasil
pembelahan mitosis pada meristem (titik tumbuh) di titik tumbuh primer dan
sekunder. Kedua, pertambahan komponen-komponen seluler dan adanya diferensiasi
sel. Misalnya penyerapan air ke dalam vakuola yang menyebabkan sel membesar
serta terbentuknya jaringan, organ, dan individu melalui proses diferensiasi
sel dan atau spesialisasi (Anonim, 2010).
Pertumbuhan tanaman terjadi saat
sel-sel dan atau jaringan meristem masih aktif. Adapun letak pertumbuhan
tanaman (letak jaringan meristem) adalah pada ujung suatu organ (meristem apikal). Meristem apikal biasanya tetap bersifat embronia dan
mampu tumbuh dalam waktu yang tidak terbatas. Sehingga disebut juga
intermedinate meristem, misalnya
pada ujung batang dan ujung akar
(Anonim, 2010).
Pertumbuhan menunjukan suatu
pertambahan dalam ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang menyangkut
perubahan kualitas seperti halnya pengertian mencapai ukuran penuh (full size)
atau kedewasaan (maturity) yang tidak relevan dengan pengertian proses
pertumbuhan (Latunra, 2010).
Pola pertumbuhan dapat dibagi
dalam tiga faese pertumbuhan, yaitu fase logaritmik atau fase eksponensial,
fase linier, dan fase penurunan kadar cepat pertumbuhan yang disebut penuaan
(senescene). Peningkatan kadar cepat pertumbuhan terjadi selama fase linier dan
menurun menuju nol selama proses penuaan (Latunra, 2010).
Jaringan tumbuhan diawali dari biji yang terdiri dari embrio dorman, cadangan makanan dan pelindungnya. Pada
saat akan tumbuh, kadar air pada masa
biji akan berkurang secara drastis.
Embrio merupakan hasil fertilisasi yang terjadi dalam ovule dan akan berkembang
membentuk tunas meristem apikal
dan akar meristem apikal.
Embrio ini akan terus berkembang dengan menggunakan nutrient yang terdapat
didalam endosperma melalui suspendor (Salisbury dan Ross, 1992).
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan atas faktor luar dan
faktor dalam. Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah
gen dan hormon. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan adalah air,
suhu, kelembaban, oksigen, cahaya, dan
makanan (Diah, 2007).
Faktor
luar (eksternal) yang mempengaruhi suatu pertumbuhan, yaitu (Diah, 2007) :
1. Suhu
Suhu yang dapat
ditoleransi oleh setiap tumbuhan berbeda-beda, tergantung sifat fisiologis dan
lingkungannya. Tumbuhan memuruhkan suhu optimum untuk dapat tumbuh dan
berkembang. Suhu optimum adalah suhu yang paling banyak untuk pertumbuhan
tananam secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum
dan minimum yang bias diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tinggi
yang memungkinkan tumbuhan mampu bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu
rendah yang memungkinkan tumbuhan mampu bertahan hidup.
2. Cahaya
Cahaya matahari sangat
berperan penting dalam proses fotosintesis. Seperti halya suhu udara, jumlah
cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh
terlalu sedikit. Cahaya yang berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan.
Demikian juga jika kekurangan cahaya akan berakibat buruk bagi tanaman. Apabila makanan yang dihasilkan dari
proses fotosintesis berkurang maka pertumbuhannya akan menjadi tidak normal.
Apabila hal ini terjadi terus-menerus, jaringan menjadi mati karena kekurangan
makanan. Sebagai contoh akibat dari hasil fotosintesis yang berkurang adalah
tanaman yang tumbuh di ruangan gelap, ukuran batangnya jauh lebih panjang
dibandingkan dengan tanaman yang memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman
ditempat gelap berwarna pucat dan berbatang kurus. Pertumbuhan dalam tempat
gelap seperti ini disebut etiolasi.
3. Kelembaban
Tanah lembab sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat biji
berkecambah. Hal ini karena tanah yang lembab menyediakan cukup air untuk
mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan. Tingkat kelembaban udara atau tanah yang
membutuhkan setiap tumbuhan berbeda-beda. Ada tumbuhan yang membutuhkan tanah
dengan kelembaban yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga
tumbuhan yang tumbuh dengan baik pada habitat tanah dengan kelembaban yang
rendah, misalnya Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman
anggrek.
4. Air
dan Mineral
Tumbuhan membutuhkan
nutrisi berupa air, karbon dioksida dan mineral. Air dan karbon dioksida
merupakan bahan utamaberlangsungnya fotosintesis. Gas karbon doksida diambil
melalui stomata dan lentisel. Sementara itu, air dan mineral diambil dari tanah
melalui akar, kecuali pada tumbuhan tertentu, misalnya tanaman kantong semar (Venus sp. atau Nephentes
sp.) Tanaman ini memperoleh mineral dari serangga yang masuk dalam
perangkapnya. Air juga sangat
diperlukan dalam perkecambahan biji. Saat perkecambahan, air digunakan untuk
mengaktifkan enzim-enzim dalam biji. Tanpa adanya air, perkecambahan biji akan
tertunda (dormansi).
Mineral sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan. Misalnya pembentukan klorofil sangat membutuhkan mineral. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen. Elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makroelemen, sedangkan elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut mikroelemen.
Mineral sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan. Misalnya pembentukan klorofil sangat membutuhkan mineral. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen. Elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makroelemen, sedangkan elemen mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut mikroelemen.
5. Ketersediaan
Oksigen
Setiap makhluk hidup
memerlukan oksigen untuk metabolisme dalam tubuh. Tumbuhan dapat memperoleh
energi untuk pertumbuhannya melalui metabolisme. Biji-biji tidak akan
berkecambah tanpa adanya oksigen.
Perbedaan
jenis tambahan nutrient dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan suatu tanaman.
Hal ini berarti, kecepatan pertumbuhan tanaman berbeda-beda pada setiap jenis
nutrient. Selain itu, tumbuhan yang diberi tambahan nutrient akan mempunyai
kecepatan tumbuh lebih cepat dibanding dengan tanaman yang tidak sama sekali
diberi nutrient (Anonim, 2010).
Makanan atau nutrient adalah sumber
energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel. Nutrient yang
dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbondioksida dan air tetapi juga unsur
mineral baik makro maupun mikro elemen. Ada 9 makroelemen atau bahan organik
yaitu karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalsium, kalium, dan
magnesium. Sedangkan mikroelemen terdiri atas zat besi (Fe), klorin, tembaga,
magnesium, seng, molibdenum, boron dan nikel. Mikroelemen berfungsi sebagai
kofaktor reaksi enzimatik dalam tumbuhan (Anonim, 2010).
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasarkan aktivitasnya terbagi
menjadi 3 daerah (Lakitan, 1996):
a. Daerah
diferensiasi
Bagian paling belakang dari daerah
pertumbuhan. Sel-sel ini mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya
serta daun muda dan tunas lateral yang sebenarnya.
b. Daerah
pembelahan
Sel-sel didaerah ini aktif membelah
(meristematik).
c. Daerah
pemanjangan
Berada dibelakang daerah pembelahan.
Pertumbuhan tanaman disebabkan oleh adanya
jaringan meristematik yaitu titik tumbuh, cambium
primer, cambium sekunder dan
perikambium, titik tumbuh pada batang
tinggi dan akar tumbuh memanjang (Lakitan,
1996).
Tumbuhan yang masih kecil belum lama muncul dari biji dan masih hidup
dari persediaan makanan yang terdapat dalam biji dinamakan kecambah.
Perkecambahan diatas tanah yaitu jika pada perkecambahan karena pembentangan
ruas batang dibawah daun lembaga, daun
lembaganya lalu terangkat keatas, muncul
dari dalam tanah,misalnya pada kacang hijau (Anonim, 2010).
Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multi sel tumbuh dari zigot, pertambahan
itu bukan hanya dalam volume juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya
protoplasma dan tingkat kerumitan teorinya. Semua ciri dari pertumbuhan yang disebutkan
tadi biasa diukur tetapi ada
dua macam pengukuran yang
lazim untuk mengukur pertambahan volume atau massa (Salisbury dan ross, 1996).
Perkembangan adalah proses
untuk mencapai kematangan fungsi organisme atau dapat dikatakan perkembangan
merupakan proses menuju ke kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
dua proses yang berjalan simultans (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya
terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu terjadi perubahan jumlah dan ukuran.
Sebaliknya, perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif melainkan
kualitatif karena terjadi perubahan fungsional organisme menjadi lebih sempurna
(Diah, 2007).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sama dengan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
karena perkembangan dan pertumbuhan merupakan proses yang saling berhubungan.
Faktor tersebut berasal dari faktor luar (eksternal) dan faktor dalam
(internal). Faktor dalam meliputi gen
dan hormon. Sedangkan faktor luar meliputi suhu, cahaya, kelembaban, air dan
mineral, dan ketersediaan oksigen (Diah, 2007).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat-alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah gelas piala 250 ml, silet, dan alat ukur.
III.2 Bahan-bahan Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 18 biji kacang hijau Phaseolus radiatus, tanah/ pasir, air, dan polibag.
III.3
Prosedur Percobaan
1.
Menempatkan 18 biji kacang hijau Phaseolus radiatus ke
dalam gelas piala.
2.
Merendam biji tersebut dengan air selama 5 menit.
3.
Membelah 3 biji kacang hiaju dengan silet, buang kulit
bijinya dan buka bijinya.
4.
Mengukur panjang embrio ketiga biji tersebut dan hitung
panjang rata-rata ketiga biji tersebut.
5.
Menanam 15 biji kacang hijau yang tersisa pada 3 polibag, masing-masing berisi 5 biji dengan jarak 5 cm dan dalamnya 1,5 cm
di dalam tanah/ pasir,
kemudian siram sampai basah.
6.
Menempatkan polibag tersebut pada tempat dengan cukup cahaya dan temperatur yang
tetap.
7.
Mengukur panjang dua daun pertama yang tumbuh dari tiga
tumbuhan. Melakukan pengukuran pada hari ke-3, 6, dan 10 dari tanaman yang
sama.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel Pengamatan
-
Pengamatan Embrio
Hari/ tanggal
|
Biji 1
|
Biji 2
|
Biji 3
|
Panjang (cm)
|
Panjang (cm)
|
Panjang (cm)
|
|
Selasa,
09 -11- 2010
|
0,2 cm
|
0,2 cm
|
0,2 cm
|
Panjang rata-rata
|
0,2 cm
|
-
Pengamatan kecambah
a.
Panjang daun pada polybag 1
Tanaman
|
Panjang daun pertama (cm)
|
Panjang daun kedua (cm)
|
||||
Hari
ke-3
|
Hari
ke-6
|
Hari
ke-10
|
Hari
ke-3
|
Hari
ke-6
|
Hari
ke-10
|
|
1
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
2
|
2
|
3
|
5
|
2
|
3
|
5
|
3
|
1,5
|
3
|
5
|
1,5
|
3
|
5
|
4
|
2
|
4
|
5
|
2
|
4
|
5
|
5
|
2
|
2
|
6
|
2
|
3
|
6
|
b.
Panjang daun pada polybag 2
Tanaman
|
Panjang
daun pertama
(cm)
|
Panjang
daun kedua
(cm)
|
||||
Hari
ke-3
|
Hari
ke-6
|
Hari
ke-10
|
Hari
ke-3
|
Hari
ke-6
|
Hari
ke-10
|
|
1
|
3
|
5
|
8
|
3
|
5
|
8
|
2
|
2
|
4
|
9
|
2
|
4
|
9
|
3
|
3
|
5
|
8
|
3
|
5
|
8
|
4
|
3
|
6
|
8
|
3
|
6
|
8
|
5
|
3
|
5
|
8
|
3
|
5
|
8
|
c.
Panjang daun pada polybag 3
Tanaman
|
Panjang daun pertama
(cm)
|
Panjang daun kedua
(cm)
|
||||
Hari
ke-3
|
Hari
ke-6
|
Hari
ke-10
|
Hari
ke-3
|
Hari
ke-6
|
Hari
ke-10
|
|
1
|
2
|
4
|
7
|
2
|
4
|
7
|
2
|
2
|
5
|
9
|
2
|
5
|
9
|
3
|
2
|
4
|
7
|
2
|
4
|
7
|
4
|
3
|
6
|
9
|
3
|
6
|
9
|
5
|
3
|
5
|
8
|
3
|
5
|
8
|
IV.2. Pembahasan
· Pengamatan embrio
Percobaan ini menggunakan kacang
hijau yang
kemudian direndam dengan air selama
5 menit, Perendaman ini bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan embrio di mana dapat terjadi perkembangan pada biji ini
saat dalam perendaman.
Setelah direndam selama 5 menit, biji dikuliti lalu dibelah. Pembelahan ini dilakukan agar panjang embrio dapat dilihat dan diukur. Adapun hasil yang diperoleh yaitu panjang embrio biji pertama 0,2 cm, biji kedua 0,2 cm, dan biji ketiga 0,2 cm. Adapun panjang rata-rata yang diperoleh, yaitu 0,2 cm.
Setelah direndam selama 5 menit, biji dikuliti lalu dibelah. Pembelahan ini dilakukan agar panjang embrio dapat dilihat dan diukur. Adapun hasil yang diperoleh yaitu panjang embrio biji pertama 0,2 cm, biji kedua 0,2 cm, dan biji ketiga 0,2 cm. Adapun panjang rata-rata yang diperoleh, yaitu 0,2 cm.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata panjang embrio yang telah
diukur berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
keadaan dari biji itu sendiri yang memiliki biji keras sehingga dapat
menghambat pertumbuhan embrionya. Dapat juga disebabkan oleh faktor lingkungan
dan suhu yang tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan embrio yang kerdil
sedangkan pada suhu yang rendah pertumbuhan embrio lebih cepat.
Ketersediaan air juga merupakan salah satu faktor yang dpaat menghambat
pertumbuhan embrio di mana bila kekurangan air akan menghambat embrio untuk
tumbuh sedangkan bila memiliki cukup air, maka embrio dapat lebih cepat tumbuh
karena dapat membantu kulit biji mengelupas sehingga embrio dapat dengan mudah
keluar dan memulai perkecambahan.
· Pengamatan kecambah
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan
kecambah pada ketiga polybag dengan perlakuan yang sama dan dilakukan
pengamatan selama 3 hari. Hasil yang diperoleh yaitu ketiga polybag itu
memiliki rata-rata panjang yang hampir sama. Meskipun terdapat sedikit
perbedaan ukuran. Panjang daun yang memiliki ukuran yang paling panjang
terdapat pada polybag 3. Pertumbuhan kecambah ini dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternalnya meliputi ketersediaan air, cahaya matahari, suhu, dan kesuburan
tanah (terdapat daun yang membusuk, kotoran hewan, cacing tanah). Sedangkan
faktor internalnya meliputi hormon yang dimiliki kecambah tersebut.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Panjang
embrio pada biji kacang hijau Phaseolus
radiatus mempunyai ukuran yang sama.
2.
Biji
kacang hijau Phaseolus radiatus yang
ditempatkan pada daerah yang terang akan tumbuh menjadi kecambah yang mempunyai
batang yang kokoh, daunnya berwarna hijau segar, tetapi pertumbuhannya lambat.
Hal ini sudah sesuai dengan teori karena kerja hormon auksin dihambat oleh
cahaya matahari.
3.
Adapun
faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman maupun embrio yaitu faktor lingkungan seperti ketersediaan air, cahaya matahari, dan
kesuburan tanah.
V.2. Saran
Sebaiknya peralatan dalam laboratorium dapat diperbaiki sehingga dapat memudahkan praktikan dalam
melakukan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Daerah Pertumbuhan Tanaman. http://daerah-pertumbuhan-tanaman.html. Diakses pada tanggal 6 Nopember 2010
pukul 15.00 WITA.
Diah, 2007. Biologi
3. Erlangga, Jakarta.
Lakitan, B., 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Grafindo Persada, Jakarta.
Latunra, A. Ilham, 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross, 1992. Fisiologi
Tumbuhan. ITB Press,
Bandung.
0 comments:
Post a Comment