LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN II
PENGARUH AUKSIN TERHADAP PEMANJANGAN JARINGAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/ senyawa
yang mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan,
dan pergerakan tumbuhan.
Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada
hewan, fitohormon juga bekerja dalam kadar yang sangat rendah di dalam sel/ jaringan tumbuhan. Beberapa ahli
berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan
(hormon endogen, dihasilkan
sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat
tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (disebut sebagai hormon eksogen, diberikan dari luar
sistem individu). Oleh karena
itu, dipakai pula istilah zat pengatur
tumbuh (ZPT).
Terdapat ratusan hormon tumbuhan yang dikenal, baik yang endogen maupun
yang eksogen. Terdapat enam kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins,
biasa disingkat AUX), sitokinin (cytokinins),
giberelin (gibberellins,
GAs), asam absisat
(abscisic acid, ABA), etilena (etena, ETH), dan brasinosteroid.
Beberapa kelompok senyawa lain juga berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun
diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon
sintetik, seperti asam jasmonat, asam
salisilat, poliamina, dan triakontanol.
Auksin merupakan hormon terhadap tumbuhan yang mempunyai peranan luas
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksi adalah
berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan
dan pemanjangan sel.
Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut mengenai pengaruh hormon auksin
terhadap pemanjangan jaringan, maka diadakanlah percobaan ini.
I.2 Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini, yaitu untuk melihat pengaruh hormon tumbuh (auksin)
terhadap pemanjangan jaringan akar dan batang.
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan ini berlangsung pada hari Senin, tanggal 15 Nopember
2010, pada pukul 14.00 – 17.00 WITA, bertempat di
Laboratorium Botani, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Auksin
berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin
dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena
matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan
bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian
yang terkena cahaya matahari. Akibatnya tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya
matahari (Aryulina, dkk., 2007).
Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Auksin ini pertama
kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda
pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan
mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah
fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas
auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya
pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross,
1995).
Auksin yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat
(IAA) dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun, tumbuhan mengandung 3 senyawa
lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang sama
dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai auksin.
Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat, asam fenilasetat
(PAA) dan asam Indolbutirat (IBA) (Dwidjoseputro, 1992).
Sifat penting auksin adalah
berdasarkan konsentrasinya yaitu dapat menghambat pertumbuhan. Auksin berperan
penting dalam perubahan dan pemanjangan sel. Pada permukaan akar, auksin akan
mempengaruhi jaringan meristem primordial akar dalam jaringan batang (Latunra,
2010).
Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan
akar, peranan auksin lainnya adalah kombinasi auksin dan giberelin memacu
perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium
pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang. Selain itu auksin
(IAA) sering dipakai pada budidaya tanaman antara lain: untuk menghasilkan buah
tomat, mentimun dan terong tanpa biji, dipakai pada pengendalian pertumbuhan gulma berdaun lebar dari
tumbuhan dikotil di perkebunan jagung, dan memacu perkembangan meristem akar adventif dari stek mawar dan
bunga potong lainnya (Anonim, 2010).
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena jika kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak
disinari oleh cahaya matahari,
pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Hal ini akan menyebabkan ujung tanaman
tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan
fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau
sedikit kita harus mengetahui
bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk
mengetahuinya (Anonim, 2010).
Tanaman yang diletakkan
ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari
batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon
auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat
pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan
ditempat gelap, tetapi tekstur
batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan
karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Anonim, 2010).
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor
genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan,
suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh
faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut
leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auksin , jika melakukan perkecambahan di
tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan hormon auksin sangat peka terhadap cahaya, jika
pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan
terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya sehingga
di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga, 2009).
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua
cara (Anonim, 2008):
·
Menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui
dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambilan ini
mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel
membesar.
·
Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti
metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi molekul RNA. Auksin sintetik
yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanaman tercantum di dalam tabel di
bawah. Memacu terjadinya dominansi
apikal.
Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu
auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan etilen. Tiap kelompok ZPT dapat menghasilkan beberapa pengaruh
yaitu kelima kelompok ZPT mempengaruhi pertumbuhan. Pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada
spesies tumbuhan. Satu ZPT tidak bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan, pada umumnya keseimbangan konsentrasi dari beberapa
ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Anonim, 2008).
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organic komplek alami yang disintesis
oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat
penting adalah sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi
pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi
dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang
diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur.
Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh
endogen sel. Selain auksin dan sitokinin, gliberelin dan
persenyawaan-persenyawaan lain juga ditambahkan dalam kasus-kasus tertentu
(Anonim, 2008).
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses
pembentukan akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan
system tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang
sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang
mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan
berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan
membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies
berkayu, misalnya tanaman apel Pyrus
malus, telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya
yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila
dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah
cabang diantara nodus. Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing
mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya
kan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar
(Salisbury dan Ross, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Auksin, http://id.wikipedia.org/. diakses pada tanggal 13 Nopember 2010 pukul 18.00 WITA.
Anonim, 2008, Peranan Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT) Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan,
http://PERANAN(ZPT)«BIOMAUNDIP.htm. diakses pada tanggal 13 Nopember 2010 pukul 18.00 WITA.
Aryulina, D., dkk., 2007, Biologi 3, Esis, Jakarta.
Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar
Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Latunra, A. I., 2010, Penuntun Praktikum
Fisiologi Tumbuhan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Salisbury, F. B., dan Ross, C. W., 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.
Soerga, N., 2009, Pola Pertumbuhan Tanaman, http://soearga.wordpress.com/. diakses pada tanggal 13 Nopember 2010 pukul 18.00 WITA.
0 comments:
Post a Comment