BAKTERIOFAG DAN APLIKASI BAKTERI
DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN PERTANIAN
Bakteriofag atau dalam bahasa latinnya bacteriophage berasal
dari dua kata yaitu Bacterion= batang kecil, bakteri dan
phagein= memakan, sehingga dapat di simpulkan Bakteriofag adalah suatu jenis virus yang dapat menginfeksi atau
menyerang bahkan menghancurkan bakteri dan hanya dapat
bereproduksi di dalam sel bakteri, bentuknya seperti huruf T. Tubuh bakteriofag tersusun atas
kepala, ekor, dan serabut ekor.
·
Kepala
berbentuk segi delapan yang di dalamnya mengandung inti. Dari kepala muncul
selubung memanjang (tubus) yang disebut ekor.
·
Ekor
berfungsi sebagai alat penginfeksi. Pada bagian ujung ekor terdapat
serabut ekor.
·
Ujung
pada serabut ekor berfungsi sebagai penerima rangsangan (reseptor).
Bagian kepala dan ekor memiliki selubung yang disebut kapsid.
Selubung atau kapsid tersusun atas molekul-molekul protein. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut Kapsome. Bagian
yang aktif menyerang bakteri adalah asam
nukleat virus (DNA-virus), sedangkan mantel
proteinnya ditinggalkan di luar sel inangnya. Adapun daur hidup virus ini dapat dilihat pada gambar
dibawah :
Bakteriofag adalah virus yang sel inangnya berupa bakteri.
Dengan daur hidupnya yang bersifat litik atau lisogenik bakteriofag dapat
digunakan sebagai vektor kloning pada sel inang bakteri. Ada beberapa macam
bakteriofag yang biasa digunakan sebagai vektor kloning. Dua di antaranya akan
dijelaskan berikut ini.
Bakteriofag
l
Bakteriofag atau fag l merupakan virus kompleks yang
menginfeksi bakteri E. coli. Berkat pengetahuan yang memadai tentang fag ini,
kita dapat memanfaatkannya sebagai vektor kloning semenjak masa-masa awal
perkembangan rekayasa genetika. DNA l yang diisolasi dari partikel fag ini
mempunyai konformasi linier untai ganda dengan panjang 48,5 kb. Namun,
masing-masing ujung fosfatnya berupa untai tunggal sepanjang 12 pb yang
komplementer satu sama lain sehingga memungkinkan DNA l untuk berubah
konformasinya menjadi sirkuler. Dalam bentuk sirkuler, tempat bergabungnya
kedua untai tunggal sepanjang 12 pb tersebut dinamakan kos.
Seluruh urutan basa DNA l telah diketahui. Secara alami
terdapat lebih dari satu tempat pengenalan restriksi untuk setiap enzim
restriksi yang biasa digunakan. Oleh karena itu, DNA l tipe alami tidak cocok
untuk digunakan sebagai vektor kloning. Akan tetapi, saat ini telah banyak
dikonstruksi derivat-derivat DNA l yang memenuhi syarat sebagai vektor kloning.
Ada dua macam vektor kloning yang berasal dari DNA l, yaitu
· vektor insersional, yang dengan
mudah dapat disisipi oleh fragmen DNA asing,
· vektor substitusi, yang untuk
membawa fragmen DNA asing harus membuang sebagian atau seluruh urutan basanya
yang terdapat di daerah nonesensial dan menggantinya dengan urutan basa fragmen
DNA asing tersebut.
Di antara kedua macam vektor l tersebut, vektor substitusi
lebih banyak digunakan karena kemampuannya untuk membawa fragmen DNA asing
hingga 23 kb. Salah satu contohnya adalah vektor WES, yang mempunyai mutasi
pada tiga gen esensial, yaitu gen W, E, dan S. Vektor ini hanya dapat digunakan
pada sel inang yang dapat menekan mutasi tersebut.
Cara substitusi fragmen DNA asing pada daerah nonesensial membutuhkan dua tempat pengenalan restriksi untuk setiap enzim restriksi. Jika suatu enzim restrisksi memotong daerah nonesensial di dua tempat berbeda, maka segmen DNA l di antara kedua tempat tersebut akan dibuang untuk selanjutnya digantikan oleh fragmen DNA asing. Jika pembuangan segmen DNA l tidak diikuti oleh substitusi fragmen DNA asing, maka akan terjadi religasi vektor DNA l yang kehilangan sebagian segmen pada daerah nonesensial. Vektor religasi semacam ini tidak akan mampu bertahan di dalam sel inang. Dengan demikian, ada suatu mekanisme seleksi automatis yang dapat membedakan antara sel inang dengan vektor rekombinan dan sel inang dengan vektor religasi.
Cara substitusi fragmen DNA asing pada daerah nonesensial membutuhkan dua tempat pengenalan restriksi untuk setiap enzim restriksi. Jika suatu enzim restrisksi memotong daerah nonesensial di dua tempat berbeda, maka segmen DNA l di antara kedua tempat tersebut akan dibuang untuk selanjutnya digantikan oleh fragmen DNA asing. Jika pembuangan segmen DNA l tidak diikuti oleh substitusi fragmen DNA asing, maka akan terjadi religasi vektor DNA l yang kehilangan sebagian segmen pada daerah nonesensial. Vektor religasi semacam ini tidak akan mampu bertahan di dalam sel inang. Dengan demikian, ada suatu mekanisme seleksi automatis yang dapat membedakan antara sel inang dengan vektor rekombinan dan sel inang dengan vektor religasi.
Bakteriofag l mempunyai dua fase daur hidup, yaitu fase
litik dan fase lisogenik. Pada fase litik, transfeksi sel inang (istilah
transformasi untuk DNA fag) dimulai dengan masuknya DNA l yang berubah
konformasinya menjadi sirkuler dan mengalami replikasi secara independen atau
tidak bergantung kepada kromosom sel inang. Setelah replikasi menghasilkan
sejumlah salinan DNA l sirkuler, masing-masing DNA ini akan melakukan
transkripsi dan translasi membentuk protein kapsid (kepala). Selanjutnya, tiap
DNA akan dikemas (packaged) dalam kapsid sehingga dihasilkan partikel l baru
yang akan keluar dari sel inang untuk menginfeksi sel inang lainnya. Sementara
itu, pada fase lisogenik DNA l akan terintegrasi ke dalam kromosom sel inang
sehingga replikasinya bergantung kepada kromosom sel inang. Fase lisogenik
tidak menimbulkan lisis pada sel inang.
Di dalam medium kultur, sel inang yang mengalami lisis akan
membentuk plak (plaque) berupa daerah bening di antara koloni-koloni sel inang
yang tumbuh. Oleh karena itu, seleksi vektor rekombinan dapat dilakukan dengan
melihat terbentuknya plak tersebut.
Bakteriofag M13
Bakteriofag M13
Ada jenis bakteriofag lainnya yang dapat menginfeksi E. coli. Berbeda dengan l yang mempunyai
struktur ikosahedral berekor, fag jenis kedua ini mempunyai struktur berupa
filamen. Contoh yang paling penting adalah M13, yang mempunyai genom berupa
untai tunggal DNA sirkuler sepanjang 6.408 basa. Infeksinya pada sel inang
berlangsung melalui pili, suatu penonjolan pada permukaan sitoplasma.
Ketika berada di dalam sel inang genom M13 berubah menjadi
untai ganda sirkuler yang dengan cepat akan bereplikasi menghasilkan sekitar
100 salinan. Salinan-salinan ini membentuk untai tunggal sirkuler baru yang
kemudian bergerak ke permukaan sel inang. Dengan cara seperti ini DNA M13 akan
terselubungi oleh membran dan keluar dari sel inang menjadi partikel fag yang
infektif tanpa menyebabkan lisis. Oleh karena fag M13 terselubungi dengan cara
pembentukan kuncup pada membran sel inang, maka tidak ada batas ukuran DNA
asing yang dapat disisipkan kepadanya. Inilah salah satu keuntungan penggunaan
M13 sebagai vektor kloning bila dibandingkan dengan plasmid dan l. Keuntungan
lainnya adalah bahwa M13 dapat digunakan untuk sekuensing (penentuan urutan
basa) DNA dan mutagenesis tapak terarah (site directed mutagenesis) karena
untai tunggal DNA M13 dapat dijadikan cetakan (templat) di dalam kedua proses
tersebut.
Meskipun demikian, M13 hanya mempunyai sedikit sekali daerah
pada DNAnya yang dapat disisipi oleh DNA asing. Di samping itu, tempat
pengenalan restriksinya pun sangat sedikit. Namun, sejumlah derivat M13 telah
dikonstruksi untuk mengatasi masalah tersebut.
APLIKASI BAKTERI DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN PERTANIAN
Aplikasi bakteri dalam berbagai
aspek kehidupan tidak terlepas dari pemanfaatan bioteknogi. Bioteknologi
adalah suatu cara manusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa menggunakan
makhluk hidup atau bagiannya. Pemanfaatan mikroorganisme untuk mengubah bahan
baku menjadi suatu produk atau jasa merupakan salah satu contoh penerapan
bioteknologi. Mikroorganisme atau mikroba adalah makhluk hidup satu sel yang
tidak dapat dilihat secara kasat mata, dapat berupa bakteri, jamur, atau alga
satu sel.
Bidang Kesehatan
Di bidang kesehatan, peranan bakteri mealui bioteknologi dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan, antara lain antibiotik dan vaksin.
Antibiotik adalah suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme,
khusunya bakteri. Antibiotik dihasilkan oleh mikroorganisme, yaitu bakteri dan
jamur.
Sampai sekarang, telah dikenal sekitar 100 macam antibiotik.
Jenis antibiotik yang sudah dikenal, diantaranya adalah penicilin,
streptomisin, tetrasiklin, aeromisin, kioromisetin, amfisin, dan sefalosporin.
Penicilin dihasilkan oleh jamur Penicilin notatum. Antibiotik ini
ditemukan oleh Alexander Fleming tahun 1928. Demikian juga antibiotik streptomisin,
dihasilkan oleh jamur Streptomyces griceus. Sementara itu, antibiotik
seperti tetrasiklin dan sefalosporin dihasilkan oleh bakteri.
Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
• Bacillus
brevis, menghasilkan terotrisin
• Bacillus
subtilis, menghasilkan basitrasin
• Bacillus
polymyxa, menghasilkan polimixin
Bakteri umumnya
merupakan penyebab penyakit. Tetapi tidak demikian dengan bakteri baik yang
disebut probiotik. Seperti namanya, dia menghasilkan antibiotika alami yang
membantu keutuhan mukosa usus. Selain itu, probiotik dapat meningkatkan
kekebalan tubuh dan membantu proses metabolisme dalam usus.
Yoghurt
(susu fermentasi) mengandung bakteri asam laktat yang dapat meningkatkan kerja
enzim galaktosidase sehingga memudahkan pencernaan laktosa dalam usus dan
meningkatkan kualitas nutrisi. Bakteri ini juga diketahui dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah. Bakteri baik adalah bakteri yang menghasilkan
asam laktat, terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria (jenis
bakteri yang dapat menekan pertumbuhan bakteri jahat). Probiotik mengandung
sejumlah besar sel hidup dan dapat melakukan metabolisme dalam usus.
Bidang
Pertanian
Dalam
bidang pertanian bakteri berperan dalam proses degradasi jasad makhluk hidup.
Beberapa jenis bakteri, terutama bakteri heterotrof, mampu mendegradasi senyawa
organik dan menggunakannya untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Proses
dekomposisi ini dibantu oleh beberapa jenis enzim untuk memecah makromolekul,
seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah menjadi senyawa yang
lebih sederhana.
Dekomposisi
jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia,
dimulai dari jaringan-jaringan otot. Proses ini dipercepat saat tubuh telah
dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini adalah hidrolisis protein oleh
protease membentuk asam amino. Selanjutnya, asam amino akan diubah menjadi asam
asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH lingkungan
akan turun menjadi 4-5. Reaksi ini dilakukan oleh bakteri acetogen. Pada tahap
akhir, semua senyawa tersebut diubah menjadi gas metana oleh metanogen.
Jenis-jenis Mikroorganisme yang
Dimanfaatkan untuk Meningkatkan Produk Pangan
No.
|
Bahan Pangan
|
Mikroorganisme
|
Golongan
|
Produk
|
1
|
Susu
|
Lactobacillus bulgaricus
Streptococcus termophillus Streptococcus lactis Panicillium requiforti Propioni bacterium Lactobacillus casei |
Bakteri
Bakteri Bakteri Jamur Bakteri Bakteri |
Yoghurt
Yoghurt Mentega Keju Keju Swiss Susu asam |
2
|
Kedelai
|
Rhizopus oligosporus
Rhizopus stoloniferus Rhizopus oryzae Aspergillus oryzae |
Jamur
Jamur Jamur Jamur |
Tempe
Tempe Tempe Kecap |
3
|
Kacang tanah
|
Neurospora sitophyla
|
Jamur
|
Oncom
|
4
|
Beras
|
Saccharomyces cereviseae
Endomycopsis fibulegera |
Jamur
Jamur |
Tape Ketan
|
5
|
Singkong
|
Saccharomyces elipsoides
Endomycopsis fibulegera |
Jamur
Jamur |
Tape singkong
|
6
|
Air kelapa
|
Acetobacter xylinum
|
Bakteri
|
Nata de coco
|
7
|
Tepung gandum
|
Saccharomyces elipsoides
|
Jamur
|
Roti
|
8
|
Kubis
|
Enterobacter
sp.
|
Bakteri
|
Asinan
|
9
|
Padi-padian atau umbi-umbian
|
Saccharomyces cereviseae
Saccharomyces caelsbergensis |
Jamur
|
Minuman beralkohol
|
10
|
Mikroorganisme
|
Spirulina
Chlorella |
Alga bersel satu
|
Protein sel tunggal
|
0 comments:
Post a Comment