PERBEDAAN LAMUN DAN MAKROALGE
BAB I
PENDAHULUAN
Lamun atau
rumput laut adalah anggota tumbuhan
berbunga yang telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya di dalam
lingkungan air asin. Semua lamun adalah anggota bangsa
Alismatales
yang berasal dari salah satu dari empat suku berikut: Posidoniaceae,
Zosteraceae,
Hydrocharitaceae,
dan Cymodoceaceae.
Lamun tumbuh berkawanan dan biasa menempati perairan laut hangat dangkal dan
menghubungkan ekosistem mangrove dengan terumbu karang.
Wilayah perairan laut yang ditumbuhi lamun disebut padang lamun,
dan dapat menjadi suatu ekosistem tersendiri yang khas.
Rumput laut adalah tumbuhan berthalus, sehingga dikelompokkan
dalam thallopyta. Tubuhnya tidak berdaun, batang serta berakar tetapi
menyerupai batang yang disebut thalus. Secara ekologi, komunitas rumput laut
dapat memberikan banyak manfaat terhadap lingkungan sekitarnya. Komunitas ini
berperan sebagai tempat pembesaran dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan
tertentu dan merupakan makanan alami ikan-ikan dan hewan herbivora lainnya.
Jika ditinjau dari segi biologi, rumput laut memegang peranan sebagai produsen
primer, penghasil bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan. Dari segi
ekonomi, rumput laut merupakan komoditi yang potensial untuk dikembangkan
mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Rumput laut dapat dijadikan bahan
makanan seperti agar-agar, sayuran, kue, dan menghasilkan bahan algin, keragian,
dan furcelaran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil dan
lainnya. Dari ratusan jenis rumput laut yang tumbuh dan berkembang di perairan
Indonesia, hanya beberapa jenis saja yang telah diusahakan secara komersial,
yaitu Gracilaria sp, Gelidium sp., Hypnea sp., Eucheuma
sp., dan Sargasum sp.
Rumput laut yang tumbuh di perairan Indonesia 
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, alga dikenal sebagai tumbuhan
talus (Thallophyta) karena organ-organ berupa akar, batang, dan daunnya belum
terdiferensiasi dengan jelas. Algae (jamak) dan alga (tunggal), bersal dari
bahasa latin algor yang berarti dingin sedangkan dalam bahasa Yunani algae
berasal dari kata phycos.
Berdasarkan ukuran tubuhnya, algae dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu algae berukuran kecil (mikro alga) dan alga berukuran besar
(makro alga). Makro alga merupakan tumbuhan makrofibentik (besar dan melekat
pada substrat di lautan). Makro alga dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan pigmen
fotosintesis yang dimilikinya, yaitu Clorophyta, Phaeophita, dan Rhodophyta.
Makro alga merupakan tumbuhan tak berpembuluh yang tumbuh melekat
pada substrat dasar laut, tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang, daun,
bunga, dan biji sejati. Berdasarkan kandungan pigmennya Rumput laut merupakan
makroalga bentik yang terdiri dari jenis-jenis yang termasuk divisio Rhodophyta
(alga merah),Phaeophyta (alga coklat) dan Chlorophyta (alga hijau). Rumput laut
umumnya tumbuh melekat pada suatu substrat.
Rumput laut atau seaweed termasuk tumbuhan berthallus yang
banyak dijumpai hampir di seluruh perairan pantai Indonesia 
Makroalga (Rumput laut), hidup di laut yang tidak memiliki
akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar perairan dan
menempel pada substrat (benda lain). Fungsi akar (holdfas) pada rumput laut
bukan sebagai penyerap makan melainkan saebagai alat pelekat pada substrat.
Karena tidak memiliki akar, batang dan daun seperti umumnya pada tanaman, maka
rumput laut digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta).
Morfologi dari rumput laut merupakan salah satu dasar untuk membedakan antara
satu jenis alga dengan alga yang lain, bentuk thallus, kandungan pigmen,
fungsi-fungsi bagian rumput laut serta beberapa hal mendasar yang membedakan
rumput laut. 
Rumput laut (seaweed), alga, ganggang dan lamun (seagrass)
adalah tumbuhan yang memiliki perbedaan. Rumput laut atau yang biasa disebut
dengan seaweed merupakan tanaman makro alga yang hidup di laut yang tidak
memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umummnya hidup di dasar
perairan. Rumput laut disebut tanaman karena memiliki klorofil (zat hijau daun)
sehingga bisa berfotosintesis. Rumput laut juga sering disebut sebagai alga
atau ganggang pada daerah-daerah tertentu di Indonesia 
Makroalga tersebar di daerah litoral dan sublitoral. Daerah
tersebut masih memperoleh cahaya cukup, sehingga proses fotosintesis dapat
berlangsung Makroalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan nitrogen dari
lingkungan sekitar perairan (Leviton 2001: 270) sehingga makroalga dapat
dijadikan bioindikator sekaligus sebagai filter kondisi perairan.
Padang lamun
adalah ekosistem
khas laut
dangkal di perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi
tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan
anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin. Padang padang Padang 
Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang padang 
Kondisi lamun yang menyerupai padang padang padang padang padang padang  lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai Indonesia 
Untuk tipe perairan tropis seperti Indonesia ,
padang Indonesia Indonesia 
Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis lamun
dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana. Kurangnya minat beberapa
peneliti untuk lebih fokus kearah padang  lamun
dan minimnya dana penelitian yang di alokasikan ke sektor ini serta minimnya publikasi
mengenai padang  lamun merupakan penghambat utama
bagi pengetahuan dan pemahaman tentang padang Indonesia 
lebih banyak karenakan semakin menipisnya padang 
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.     
Algae dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu algae
berukuran kecil (mikro alga) dan alga berukuran besar (makro alga). Makro alga
merupakan tumbuhan makrofibentik (besar dan melekat pada substrat di lautan).
2.     
Makro alga merupakan tumbuhan tak berpembuluh yang
tumbuh melekat pada substrat dasar laut, tumbuhan tersebut tidak memiliki akar,
batang, daun, bunga, dan biji sejati.
3.     
Lamun
atau rumput laut adalah anggota tumbuhan
berbunga yang telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya di dalam
lingkungan air asin. Semua lamun adalah anggota bangsa
Alismatales
yang berasal dari salah satu dari empat suku berikut: Posidoniaceae,
Zosteraceae,
Hydrocharitaceae,
dan Cymodoceaceae.
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja.
1988. Algae bentik. UGM Press: Yogyakarta 
Dawes.
1981. Komunitas Rumput laut.  http://rumput_laut.htm. Diakses tanggal
26 Mei 2010.
Kadi.
1989. Makroalga. http://www.docstoc.com.
Diakses tanggal 26 Mei 2010.
Kasim.
2005. Padang Jakarta 
 
 
 
0 comments:
Post a Comment