Monday, December 10, 2012

OSEANOLOGI PENDAHULUAN


Laporan praktek lapangan
OSEANOLOGI PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari 17.508 pulau yang membentang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara ke selatan. Luas daratan negara indonesia mencapai 1.9 juta km2 dan luas perairan laut tercatat sekitar 7,9 juta km2. Indonesia juga mempunyai garis pantai sepanjang 81.791 km ( terpanjang kedua setelah kanada). Mengingat perairan pantai pesisir merupakan perairan yang sangat produktif, maka panjangnya pantai Indonesia merupakan potensi Sumber Daya Alam (hayati) tang besar untuk pembangunan ekonomi negara ini.
Di lain pihak arah pembangunan  nasional yang selama ini lebih berorientasi ke arah daratan menyebabkan terabaikannya potensi dan sumber daya laut terutama sumber daya hayati sehingga pulau-pulau kecil yang berjumlah lebi9h dari 10.000 buah selama ini kurang mendapat sentuhan pembangunan karena sumber daya alam daratannya terbatas. Padahal dilihat secara fisik, kawasan perairan puylau kecil memiliki sumber daya kelautan yang melimpah yang dapat dikembangkan mejadi daerah tujuan wisata bahari. 
1.2  Tujuan
Tujuan dilakukannya praktek lapangan ini adalah :
1.             Untuk mengetahui kondisi pantai berdasarkan aspek geologi, fisiska, kimia dan biologi.
2.             Untuk mengetahui dan mengamati secara langsung kondisi pantai khususnya pantai Tanjung Bayang yang mengalami abrasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Aspek Geologi
Pantai Tanjung Bayang terletak di di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pantai Tanjung Bayang merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Kota Makassar yang seringkali menjadi pilihan untuk berwisata dimana bentangan pasir pantai cukup luas serta di sepanjang pesisir pantai terdapat tanaman mangrove. Di pantai ini juga banyak terjadi abrasi dan banyak terdapat enceng gondik dan alga (Litaay, 2008).
Tipe substrat pantai terdiri dari warna pasir hitam dan pasir putih. Pasir warna hitam menandakan bahwa pasir tersebut banyak mengandung mineral-mineral logam. Sedangkan pasir putih menunjukan bahwa mineral logam yang dikandungnya sedikit (Litaay, 2008).
B.  Aspek Fisika
Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk karena adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut. Gelombang ini merambat ke segala arah membawa energi tersebut yang kemudian dilepaskannya ke pantai dalam bentuk ombak. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer sebelum mencapai suatu pantai. Gelombang yang mendekati pantai akan mengalami pembiasan (refraction), dan akan memusat (convergenc) jika mendekati semenanjung, atau menyebar (divergence) jika menemui cekungan.
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan lokasi
            Lokasi yang di tempati untuk pengamatan praktek lapang yaitu Tanjung Bayam di Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Makassar yang dimulai pada pukul 07.30 sampai 13.00 WITA.
III.2 Cara pengamatan
            Prosedur kerja dalam praktek lapangan ini adalah :
       1.      Pilihlah daerah atau lokasi yang akan diamati.
       2.       Buatlah tabel hasil pengamatan.
       3.      Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan tersebut.
III.3 Parameter yang diamati
            Adapun parameter yang diamati yaitu :
      A.    Aspek Geologi
1.    Morfologi pantai.
2.    Tipe substrat.
      B.     Aspek Fisika
1.      Gelombang
2.      Pasang surut gelombang
3.      Kecerahan
      C.  Aspek Kimia
           1.  Salinitas
           2.  Suhu
           3.  Oksigen yang terlarut
           4.   Ph
      D.  Aspek Biologi
           1.  Jenis Biota




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

ASPEK GEOLOGI

KETERANGAN





MORFOLOGI PANTAI




TIPE SUBSTRAT                     

Pantai berupa teluk dengan tanjung yang panjang, daratan pantai ada yang berbukit akibat dari pasir-pasir yang telah mengeras yang membentuk suatu bukit-bukit.

Terlihat di sepanjang pantai terdapat banyak pasir yang berwarna hitam dimana hal ini menunjukkan bahwa pasir tersebut banyak mengandung mineral logam.

ASPEK FISIKA



GELOMBANG











PASANG SURUT





KECERAHAN


Gelombang yang terjadi umumnya dipengaruhi oleh pergerakan angin di permukaan laut sehingga energi yang akan dibawa oleh gelombang akan dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak. Sehingga, adanya gelombang ini akan mengakibatkan abrasi yang berdampak pada perubahan-perubahan dartan di sekitar pantai serta bangunan-bagunan yang ada di sekitarnya.

Pasang surut sangat mempengaruhi naik turunya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari.

Kecerahan air laut sangat dipengaruhi oleh cuaca dimana apabila cuaca cerah maka tingkat kecerahan air laut sangat nampak karena banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terlarut dalam air.

ASPEK KIMIA



SALINITAS









SUHU








OKSIGEN YANG TERLARUT

Ph
Salinitas merupakan konsentrasi rata-rata garam yang terdapat dalam air laut dimana tingkat salinitas ini sangat dipengaruhi oleh komposisi yang ada di sekitar pantai/daratan (batu-batuan) yang mengandung unsur-unsur tertentu dan mineral sehingga akan bercampur dengan air laut.

Suhu suatu badan air sangat dipengaruhi oleh musim sehingga perubahan suhu yang terjadi sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi.

Semakin tinggi dari peningkatan suhu di laut maka penurunan kadar oksigen di laut makin tinggi.

Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi dalam suatu perairan seperti proses nitrifikasi yang akan terhenti aktivitasnya apabila suhu rendah.
ASPEK BIOLOGI



JENIS BIOTA 



Umumnya jenis biota yang ditemukan berupa tanaman mangrove yang terdapat di pesisir pantai serta di temukan pula tumbuhan enceng gondok. Serta tumbuhan alga/rumput laut yang terdapat dalam perairan, hal ini terlihat di sepanjang pesisir pantai terdapat rumput-rumput laut yang mati dan telah kering.
CATATAN LAIN







Untuk daerah Tanjung Banyang ini, banyak telah mengalami perubahan-perubahan dan umumnya diakibatkan karena adanya gelombang tinggi sehingga menyebabkan proses abrasi serta aktifitas-aktifitas manusia dengan banyaknya bangunan-bangunan yang di bangun serta adanya suatu ekosistem mangrove.

IV.2 Pembahasan
            Pantai Tanjung Bayang terletak di di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pantai Tanjung Bayang merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Kota Makassar yang seringkali menjadi pilihan untuk berwisata dimana bentangan pasir pantai cukup luas serta di sepanjang pesisir pantai terdapat tanaman mangrove. Tipe substrat pantai menunjukkan warna pasir hitam yang menandakan bahwa pasir tersebut banyak mengandung mineral-mineral logam.
Apabila ditinjau dari aspek fisikanya adanya suatu gelombang umumnya selalu ditemukan dipermukaan laut yang terbentuk akibat adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut sehingga semakin tinggi angin maka semakin mempengaruhi terjadinya gelombang dan dampak yang ditimbulkan sampai ke areal pesisir pantai. Gelombang yang terjadi akan merambat ke segala aarah yang membawa enargi tersebut kemudian dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak. Sebagai contoh akibat yang ditimbulkan adanya gelombang besar ini yaitu terjadinya abrasi sehingga lokasi daratan yang dahulunya meluas sekarang makin menyempit bahkan bagunan-bangunan yang ada disekitar pantai pun sekarang telah berubah posisinya dan telah mengalami kerusakan. Serta adanya pasang surut juga sangat mempengaruhi hal ini, dimana pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari. Tipe-tipe pasang surut terdiri atas :
1.      Pasang surut tipe harian tunggal yaitu bila dalam waktu 24 jam terdapat 1 kali pasang dan 1 kali surut.
2.      Pasang surut tipe harian ganda yaitu bila dalam 24 jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali surut.
3.      Pasang surut tipe campuran yaitu bila dalam 24 jam tardapat bentuk campuran yang condong ke tipe harian tunggal atau condong ke tipe harian ganda.
          Untuk kecerahan suatu air laut sangat ditentukan oleh keadaan cuaca dan kekeruan yang terjadi menggambarkan suatu sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Warna suatu air  dikelompokkan menjadi dua yaitu warna sesungguhnya dan warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Warna sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut dan warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut tetapi juga bahan tersuspensi.
            Ditinjau dari aspek kimia, salinitas yang ada pada air laut sangat tergantung pada komposisi yang ada di daratan (batu-batuan) yang mengandung mineral atau logam maka apabila bercampur dengan air laut maka salinitasnya tinggi. Salinitas merupakan jumlah berat semua gram (dalam gram) yang terlarut dalam satu kilogram air laut. Pada air laut konsentrasi garam-garam jumlahnya relatif sama dalam setiap contoh-contoh air laut. Oleh karena itu untuk menghitung salinitas air laut ditiap daerah dapat digunakan alat salinometer tetapi secara biasa untuk menentukan salinitas adalah dengan menghitung kadar klorida yang ada dalam contoh air laut karena dianggap klorida adalah komponen yang paling penting dan jumlahnya paling banyak dimana kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah gram ion pada suatu kilogram air laut, dengan menganggap semua halogen ekivalen dengan klorida. Semakin rendah penguapan maka slainitas menjadi rendah tetapi sebaliknya semakin tinggi penguapan maka tingkat salinitas juga meningkat atau tinggi. Salinitas air berpengaruh  pada produksi, distribusi dan lamanya hidup ikan serta orientasi migrasi. Sedangkan  suhu yang mempengaruhi air sangat tergantung oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman air laut. Perubahan suhu ini sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi. Peningkatan suhu akan mengakibatkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen yang terlarut sehingga keberadaan oksigen sering klai tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organism akuatik untuk melakukan proses metabolisme dan respirasi. Sedangkan untuk faktor pH, sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah dimana pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi pada pH rendah tetapi algae masih dapat bertahan hidup pada pH rendah.
            Pada aspek biologi, jenis biota yang umunya yang ditemukan yaitu umumnya di sepanjang pesisir pantai banyak terdapat tanaman mangrove yang mendominasi serta terdapat pula enceng gondok serta tumbuhan rumput laut yang dijumpai di tepi pantai yang telah mati dan mengering.





BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
            Dari Praktek Lapang yang di lakukan di Tanjung Bayang maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Untuk menetukan aspek geologi, aspek fisika, aspek kimia dan aspek biologi digunakan parameter morfologi pantai, tipe substrat, gelombang, pasang surut, kecerahan, salinitas, suhu, oksigen yang terlarut, pH dan jenis biota yang terdapat dalam suatu perairan.
2.    Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi berubahnya suatu areal pantai yaitu adanya suatu gelombang yang akan mengakibatkan abrasi serta banyaknya bangunan-bangunan dan ekosistem mangrove.
V.2 Saran
            Sebaiknya lebih diefektifkan praktek lapangnya dan penjelasannya lebih diperjelas, sehingga mahasiswa dapat memahami tujuan diadakannya praktek lapang.



0 comments:

Post a Comment