TUGAS BAKTERIOLOGI
PERANAN BAKTERI DALAM BIDANG KESEHATAN DAN
PERTANIAN
Peranan Bakteri dalam bidang kesehatan
Dalam bidang kesehatan, peranan bakteri tidak terlepas dari
peranan bioteknolgi. Bakteri dapat dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan,
antara lain antibiotik dan vaksin. Antibiotik adalah suatu zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, khusunya bakteri. Antibiotik dihasilkan
oleh mikroorganisme, yaitu bakteri dan jamur.
Sampai sekarang, telah dikenal sekitar 100 macam antibiotik.
Jenis antibiotik yang sudah dikenal, diantaranya adalah penicilin,
streptomisin, tetrasiklin, aeromisin, kioromisetin, amfisin, dan sefalosporin.
Penicilin dihasilkan oleh jamur Penicilin notatum. Antibiotik
ini ditemukan oleh Alexander Fleming tahun 1928. Demikian juga antibiotik streptomisin,
dihasilkan oleh jamur Streptomyces griceus. Sementara itu, antibiotik
seperti tetrasiklin dan sefalosporin dihasilkan oleh bakteri.
Penghasil antibiotic lainnya contohnya adalah Bacillus
polymyxa yaitu penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi
bakteri gram negatif, Bacillus subtilis
penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif. Streptomyces griseus penghasil
antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri
penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin
untuk berbagai bakteri.
Selain itu penelitian rekayasa genetika dalam bidang
kedokteran yaitu dihasilkannya obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang
disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Peranan Bakteri dalam bidang
pertanian
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme
dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2,
siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen
terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk
nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen
ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan
secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Selain
itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk alami, yang
akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi materi inorganik sehingga
dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber
nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a, 2006). Seorang peneliti dari Amerika Serikat
yaitu Waksman telah menemukan mikroorganisme tanah yang menghasilkan
streptomisin, yaitu bakteri Streptomyces.
Peran lain
mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos
bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan
unsur hara bagi tanaman (biofertilizer).
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba
lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai
agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos bioaktif ini
menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat proses pengomposan
dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan tetap hidup dan
aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikkroba
akan berperan untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal
penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer),
aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang
penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K).
Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tersebut harus
ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa langsung
dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula
yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik
antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam
bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminose ). Mikroba penambat N
non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp.
Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose
saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua
jenis tanaman.
Mikroba tanah
lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah mkroba pelarut unsur
fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh) pada tanah
pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman karena terikat
pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P yang melepaskan
ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus
megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga
berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Mikroba sebagai agen
biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain:
Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium
anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai
serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan
penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp,
JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp.
Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor,
NirAma, Marfu-P dan Hamago.
BAKTERI Pasteuria
penetrans
Bakteri Pasteuria penetrans sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
salah satu komponen pengendalian nematoda pada tanaman lada. Pengendalian
hayati ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia (nematisida)
yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Penyakit kuning merupakan salah
satu kendala produksi lada di Bangka-Belitung dan Kalimantan. Penyakit tersebut
disebabkan oleh nematoda parasit terutama Radopholus similis dan Meloidogyne incognita.
Akibat serangan nematoda tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat serta
warna daun dan dahan menjadi kuning. Daun-daun yang menguning tidak menjadi
layu, tetapi tergantung kaku dan sangat rapuh sehingga secara bertahap akan
gugur. Untuk mengendalikan penyakit kuning, para petani lada biasanya
menggunakan bahan kimia. Namun, penggunaan bahan kimia secara terus menerus
dapat mencemari lingkungan, menimbulkan resurjensi dan resistensi nematoda
serta terbunuhnya musuh-musuh alami yang mempunyai peranan dalam menjaga
keseimbangan hayati.
Proses :
Nematoda parasit dapat dikendalikan
dengan menggunakan agen hayati yang merupakan musuh alaminya, misalnya bakteri
Pasteuria penetrans. Bakteri ini tersebar luas di berbagai daerah serta dapat
bertahan hidup lama di dalam tanah karena mampu membentuk spora yang tahan
terhadap kekeringan dan input pertanian. Dilaporkan bahwa P. penetrans mampu
menekan populasi M. incognita pada tanaman tembakau, kacang tanah, dan tomat.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat telah membuat tiga macam formula P.
penetrans yaitu formula kapsul, pelet, dan kompos. Ketiga formula tersebut
telah diuji di laboratorium, rumah kaca maupun di lapang. Hasil pengujian
lapang selama 2 tahun di kebun lada petani di Bangka membuktikan bahwa bakteri
tersebut mampu menekan populasi nematoda dan perkembangan penyakit kuning serta
meningkatkan produktivitas tanaman lada yang terserang nematoda. Kombinasi
penggunaan P. penetrans dengan kapur
pertanian memberikan hasil yang terbaik.
Untuk formulasi kapsul, tepung akar
tomat yang sudah dikeringkan dan disaring dengan cara tersebut di atas,
dimasukkan ke dalam kapsul. Setiap kapsul berisi 0,25 g tepung akar.
Untuk pembuatan formulasi pelet,
diperlukan bahan pembawa berupa dedak, tepung tapioka, dan tepung terigu.
Tepung tapioka dan te pung terigu disaring dengan saringan 200 mesh. Tepung
tapioka dimasukkan ke dalam air panas (80 o C) dan diaduk sampai merata.
Bahan-bahan lainnya dimasukkan satu demi satu sambil diremas-remas sampai
merata. Adonan yang sudah tercampur merata kemudian digiling dengan menggunakan
penggiling daging. Hasil gilingan dipotong-potong sepanjang lebih kurang 0,5
cm, kemudian dijemur sampai kering.
Untuk pembuatan formulasi kompos
diperlukan sekam bakar, humus bambu, kitin, dan cacahan akar tomat yang sudah
mengandung spora P. penetrans masing-masing dengan perbandingan 2:1:0,25:1.
BAKTERI Rhizobium
leguminosarium
Bakteri Rhizobium sp. adalah salah satu kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai
penyedia hara bagi tanaman. Bakteri Rhizobium sp. mempunyai peranan terhadap
pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen
bagi tanaman inangnya. Pada tanaman legum, Rhizobium
sp. mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan
produksi antara 10% - 25%. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada
kondisi tanah dan efektivitas populasi asli.
Proses:
Bila bersimbiosis dengan tanaman
legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil
akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa
lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika
bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen
sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil
akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong
hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah
kesuburan tanah.
0 comments:
Post a Comment