Sunday, February 3, 2013

BIOLOGI LAUT


TUGAS PENDAHULUAN
BIOLOGI LAUT

PERCOBAAN III
LAMUN

SOAL

1.    Jelaskan pengertian dan habitat lamun!
2.    Tuliskan jenis-jenis lamun yang ada di Indonesia!
3.    Jelaskan penggolongan lamun yang ada di Indonesia!
4.    Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup lamun!
5.    Bagaimana peranan lamun bagi ekosistem laut!
6.    Jelaskan perbedaan:
a.    Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata
b.    Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides

JAWAB:
1.    Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air, beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.
Lamun umumnya mem­bentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi per­tumbuhan­nya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih, dekat terumbu karang, dan terkadang menyatu dengan terumbu karang, dengan sirkulasi air yang baik. Lamun hidup dan terdapat pada daerah mid-intertidal sampai kedalaman 0,5-10 m. Namun sangat melimpah di daerah sublitoral.
2.    Jenis-jenis lamun di Indonesia
Jenis Lamun di seluruh dunia telah teridentifikasi 60 jenis lamun, 20 jenis diantaranya ditemukan di perairan di Asia Tenggara dan terdapat 12 jenis lamun (7 genus) yang tumbuh di perairan Indonesia yang termasuk ke dalam 2 famili, yaitu Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae.













3.    Penggolongan lamun yang ada di Indonesia
            Lamun yang ada di Indonesia digolongkan menjadi 2 family, yaitu Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae.
a.    Hydrocharitaceae memiliki anggota dengan bentuk daun seperti pita, bulat, memiliki pelepah, daun penumpu, rhizome beruas dengan panjang 5-40 mm, pada rhizome terdapat akar, ada yang tunggal dengan diameter 2-5 cm, panjang 15 cm atau lebih, berbulu, memiliki fibrous bistle.
b.    Potamogetonaceae memiliki ukuran tumbuhan sedang atau kecil, rhizome kecil, kuat, beruas, pada tiap buku terdapat tunas tegak dengan 2-4 helai daun, daun bentuk pita atau jarum, panjang daun 4-15 cm dengan ujung daun bulat, bergerigi atau tidak beraturan.
4.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup lamun
a.    Temperatur
Lamun akan berfotosintesis secara maksimal pada kisaran suhu 28o-30o C. Semakin jauh suhu perairan dari suhu optimal ini, semakin berkurang kemampuan lamun untuk berfotosintesis.
b.    Salinitas
Tiap-tiap jenis lamun mempunyai kisaran salinitas berbeda-beda. Namun secara umum, lamun memebutuhkan salinias sebesar 10-40%. Sedangkan rusaknya padang lamun saat ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya salinitas karena berkurangnya suplai air tawar dari sungai.
c.    Intensitas cahaya
Lamun memerlukan cahaya untuk berfotosintesisi, sehingga semkain sedikit cahya, semakin kurang berkembang lamunnya.
d.   Arus
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai kemampuan maksimal untuk tumbuh.
e.    Kandungan Oksigen (DO)
Suhu, salinitas, dan turbulensi air mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air. Kadar oksigen terlarut berkurang dengan meningkatnya suhu, ketinggian, altitude dan berkurangnya tekanan atmosfer. Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu ekosistem perairan seperi padang lamun. Kadar oksigen terlarut kurang dari 4 mg/l mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir semua organisme akuatik.
f.     Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe subtrat, di Indonesia padang lamun dikelompokkan dalam 6 kelompok berdasarkan tipe substratnya, yaitu lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang. Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus oleh akar-akar dan rimpangnya guna menyokong tumbuhan ditempatnya. Semakin tipis substrat (sedimen) perairan akan menyebabkan kehidupan lamun yang tidak stabil. Sebaliknya semakin tebal substrat, lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi.
g.    Nutrien
Ketersediaan nutrient menjadi faktor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan morfologi lamun pada perairan yang jernih. Unsur N dan P dalam sedimen perairan dapat berbentuk sedimen terlarut atau terikat dalam suspensi. Hanya nutrien N dan P terlarut yang dapat dimanfaatkan oleh lamun.
5.    Peranan lamun
Peran lamun adalah sebagai habitat bagi biota akuatik (wilayah pengembalaan, wilayah pemijahan, dan tempat mencari makan), produsen primer, carbon sink, penangkap sedimen dan nutrien, serta penahan gelombang. Di samping itu, padang lamun mempunyai berbagai macam biota laut yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan, cumi-cumi, udang, alga, teripang, dan tiram mutiara.
a.    Sebagai Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer paling tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang.
b.    Sebagai Habitat Biota
Lamun menyediakan tempat bagi hewan-hewan laut untuk berkembang biak, memijah, padang pengembalaan dan makanan bagi beberapa jenis ikan herbivora dan ikan karang. Lamun juga memberikan perlindungan dan tempat menempel untuk berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Lamun memberikan rumah bagi banyak biota laut.
c.    Sebagai Penangkap Sedimen
Daun lamun yang  lebat mampu memperlambat kuat aliran arus air yang mengalir di laut sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan  dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan  dan menstabilkan dasar permukaaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen dapat mencegah erosi.
d.   Sebagai Pendaur Zat Hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.
6.    Perbedaan
a.    Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata
Puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan berserat, ujung daunnya bergerigi dengan lebar 5-9 mm, kelopak daun umumnya triangular dengan dasar yang sempit, memiliki ruas atau bekas duduk daun yang terbuka sehingga tidak membentuk cincin berkelanjutan yang mengeliling batang, serta ditemukan pada subtidal yang dangkal dengan batu karang yang rata.
Sedangkan Cymodocea rotundata ujung daunnya bulat, datar dengan lebar 2-4 mm, dan halus, memiliki ruas atau bekas duduk daun yang tertutup, sehingga membentuk cincin berkelanjutan yang mengeliling batang, serta ditemukan pada batu karang yang dangkal.
b.    Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides
Thalassia hemprichii umumnya di jumpai di daerah subtidal dangkal dan berlumpu, bentuk daun melengkung, panjang daunnya 10-40 cm, memiliki rhizome yang rimbun dengan bekas di antara tunasnya, serta memiliki garis pendek hitam pada tiap helai daun yang merupakan sel tanin.
Sedangkan Enhalus acoroides tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk spesies tunggal atau mendominasi komunitas padang lamun, daunnya membentuk pita dengan panjang 30-150 cm, daun dengan tepi menggulung, serta memiliki rhizome yang rimbun dengan jerami yang hitam panjang atau tali seperti akar.

1 comment: