Wednesday, October 24, 2012

FISIOLOGI TUMBUHAN


LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN VI
MENENTUKAN LOKUS TUMBUH PADA TUMBUHAN


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang                                                               
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan yang diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat tumbuh yang dikenal adalah gerak tropisme. Arah gerak tumbuhan karena rangsang cahaya disebut fototropisme.
Fototropisme yang dilakukan tumbuhan inilah yang kemudian ingin dilihat dalam percobaan ini. Percobaan kali ini menggunakan tumbuhan yang menggunakan median air dan menempatkannya pada tempat yang mendapatkan rangsangan cahaya matahari. Kemudian melihat gerak tumbuhan yang akan dipengaruhi oleh rangsangan cahaya yang berasal dari berbagai arah. Kemudian akan dilihat gerak tumbuhan yang menjauhi atau mendekati arah rangsangan yang ada. Fototropisme merupakan gerak tumbuhan akibat adanya rangsangan cahaya oleh cahaya matahari.
Berdasarkan hal ini maka dilakukanlah percobaan mengenai lokus tumbuh pada tumbuhan agar kita dapat mengetahui  letak daerah pemanjangan sel pada akar dan tunas.
I.2 Tujuan
            Tujuan dilakukannya percobaan ini, yaitu untuk menentukan letak daerah pemanjangan sel pada akar dan batang pada kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus.
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan ini berlangsung pada hari Senin, tanggal 22 November 2010, pada pukul 11.00 14.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengamatan pada percobaan ini dilakukan selama dua hari.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam ukuran yang bersifat irreversible. Pertumbuhan bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja menyangkut volume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya proto plasma, dan tingkat kerumitan. Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel (Fahn, 1992).
Pada umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas dan akar. Pada beberapa jenis tumbuhan (rumput-rumputan dan monokotil lainnya) daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku (nodus). Pertumbuhan juga terjadi pada bagian-bagian lainnya, sebagai contoh pada daun sel-sel akan membesar sampai tingkat tertentu. Pertumbuhan secara lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan kambium (Latunra, 2010).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya merisitem, hasil asimilasi, hormon, dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Fahn, 1992).
Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu (Anonim, 2000):
1. Gerak higroskopis yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya: gerak membukanya kotak spora, pecahnya buah tanaman polong.
2. Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar.
3. Gerak endonom yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya gerak otonom, misalnya aliran plasma sel.
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme, dan nasti. Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut gerak tropisme. Jika yang bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti (Anonim, 2010).
Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan eksternal). Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan. Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik. Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi (Franklin, 1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (genetik). Dikelompokkan sebagai berikut (Franklin, 1991):
·           Faktor Eksternal :
1. Iklim: Cahaya,temperature,air,panjang hari,angina dan gas.
2. Edafatik (tanah): tekstur,struktur,bahan organik, dan kapasitas pertukaran kation.
3. Biologis: Gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode, macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.
·           Faktor internal:
1. Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan biologis.
2. Laju fotosintesis.
3. Respirasi.
4. Klorofil, karotein, dan kandungan pigmen lainnya.
5. Pembagian hasil asimilasi N.
6. Tipe dan letak merisitem.
7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8. Aktivitas enzim.
9. Pengaruh langsung gen (Heterosis dan epistasi).
10. Differensiasi.
Alometri dari pertumbuhan ujung dan pertumbuhan akar, biasanya sebagai rasio pucuk akar, yang mempunyai kepentingan fisiologis karena dapat menggambarkan salah satu tipe toleransi terhadap kekeringan. Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan ujung dan akar dan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan ujung. Pertumbuhan ujung lebih di galakkan apabila tersedia N dan banyak air. Pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila faktor N dan air ini terbatas. Akar adalah bagian yang pertama mencapai air, N, dan faktor-faktor lainnya. Pucuk adalah bagian yang pertama mencapai cahaya, CO2, dan faktor iklim (Anonim, 2010).
Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau terhadap komunitas tanaman. Analisis pertumbuhan sebatang tanaman umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi hal-hal berikut (Franklin, 1991):
1. Laju pertumbuhan relative mutlak.
2. Laju satuan daun atau luju asimilasi bersih.
3. Rasio luas daun.
4. Luas daun khusus.
5. Berat daun khusus dan alometri dalam pertumbuhan.
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem ujung, sedangkan lebar yang lebih dari pada perbesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari merisitem lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuahan sekunder dari merisitem kambium. Walaupun demikian pertumbuhan lateral tidak analog karena percabangan akar muncul dari lingkaran tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang berdifferensiasi suatu morfogenesis yang jeles berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan (Harjadi, 1979).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribisi akar (Franklin, 1991):
1. Genotip.
2. Persaingan tanaman.
3. Penghilangan daun.
4. Atmosfer tanah.
5. pH tanah.
6. Temperatur tanah.
7. Kesuburan tanah.
8. Air.
9. Daya mekanik dan fisik.
Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang tejadi karena baik ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antarvoleme dan luas permukaan. Proses-proses pembelahan sel menentukan dasar untuk pertumbuhan akan tetapi pembelahan sel adalah proses-proses yang diatur secara biokimia, dan tidaklah perlu selalu diatur langsung oleh hubungan antara volume dan luas permukaannya (Harjadi, 1979).
Pertumbuhan primer berguna untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder berguna untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalam akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya yang berasal dari benang-benang merisitem dalam jaringan prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele (Heddy, 1987).
Umumya lokus tumbuh pada tanaman terletak pada bagian ujung (meristem apikal), meliputi ujung akar, ujung batang, dan ujung daun. Pada rerumputan dan monokotil lainnya lokus tumbuhnya terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan pada bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titik tumbuh yang diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya (Fahn, 1992).


BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
            Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu toples, lempeng kaca (ukuran 20 x 9 cm), tissue, karet gelang, mistar, dan toples.
III.2 Bahan
            Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus, tinta cina, kertas label, tissue, dan air.
III.3 Cara Kerja
            Adapun cara kerja dari percobaan ini yaitu :
III.3.1 Pertumbuhan Akar:
1.      Menyiapkan lempeng kaca, toples, dan tissue.
2.      Membalut lempeng kaca dengan tissue.
3.      Memilih 5 kecambah yang bagus akarnya (lurus dan tidak terpotong ujungnya).
4.      Memberi tanda dengan tinta cina             sebanyak 5 nodus dengan jarak 2 mm menggunakan pipet dari pangkal akar menuju ujung akar, begitu pula dengan 4 kecambah lain.
5.      Menempelkan kelima kecambah pada lempeng kaca dengan rapi, kemudian mengikatnya dengan karet gelang.
6.      Memasukkan lempeng kaca dalam toples plastik yang telah berisi air.
7.      Meletakkan toples pada tempat yang mendapat cahaya matahari.
8.      Melakukan pengamatan dengan mengukur panjang tiap lokus setelah 2 hari.
III.3.2 Pertumbuhan Batang:
1.      Menyiapkan lempeng kaca, toples, dan tissue.
2.      Membalut lempeng kaca dengan tissue.
3.      Memilih 5 kecambah yang batangnya lurus.
4.      Memberi tanda dengan tinta cina sebanyak 5 nodus dengan jarak  2 mm, dengan menggunakan pipet dari pangkal batang menuju ujung batang, begitu pula dengan 4 kecambah lain.
5.      Menempelkan kelima kecambah pada lempeng kaca dengan rapi, kemudian mengikatnya dengan karet gelang.
6.      Memasukkan lempeng kaca dalam toples plastik yang telah berisi air.
7.      Meletakkan toples pada tempat yang mendapat cahaya matahari.
8.      Melakukan pengamatan dengan mengukur panjang tiap lokus setelah 2 hari.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Tabel Pengamatan
·           Batang
lokus
Panjang interval tanaman ke- (mm)
Panjang rataan tiap interval (mm)
1
2
3
4
5
1
4
3
5
4
4
4
2
5
3
5
3
4
4
3
5
4
4
3
4
4
4
5
4
4
3
5
4,2
5
5
4
4
3
5
4,2

·           Akar
lokus
Panjang interval tanaman ke- (mm)
Panjang rataan tiap interval (mm)
1
2
3
4
5
1
4
4
3
4
4
3,8
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
2
3
2
2,6
5
3
3
2
3
2
2,6

IV.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang ijo Phaseolus radiatus. Kacang hijau ini diamati lokus pertumbuhannya pada akar dan batang. Tinta yang digunakan untuk memberi garis pada batang maupun akar kecambah berfungsi sebagai tanda dan berguna pada saat pengamatan selanjutnya. Tinta cina digunakan karena tinta ini tidak luntur pada saat terkena air sehingga garis pada batang maupun akar kecambah tetap ada. Karet gelang yang digunakan berfungsi agar kecambah tidak jatuh pada saat diletakkan di atas lempeng kaca karena lempeng kaca ini akan dimasukkan ke dalam toples dalam keadaan tegak. Sedangkan air yang digunakan berfungsi sebagai sumber makanan bagi kecambah sehingga kecambah dapat bertambah panjang.
Hasil panjang rataan tiap interval pada batang berkisar dari 4 mm sampai 4,2 mm. sedangkan hasil panjang rataan tiap interval pada akar berkisar antara 2,6 mm sampai 3,8 mm. Dari tabel pengamatan, baik akar maupun batang pada kecambah kacang ijo ada yang mengalami perpanjangan dan ada juga yang tidak mengalami perpanjangan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam pada kecambah tersebut. Faktor luar dapat meliputi iklim sedangkan faktor dalam meliputi gen serta hormon pada kecambah tersebut.
IV.3 Grafik
a.    Grafik hubungan panjang rata-rata dan nomor interval pada akar














b.    Grafik hubungan panjang rata-rata dan nomor interval pada batang











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan di atas kesimpulan yang dapat diperoleh, yaitu daerah perpanjangan kecambah terdapat pada meristem apikal. Pada batang daerah pemanjangan terdapat di pangkal batang sedangkan daerah pemanjangan pada akar terdapat di ujung akar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi faktor luar yang berupa iklim dan faktor dalam yang berupa gen dan hormon pada kecambah tersebut.

V.2 Saran
            Sebaiknya dalam praktikum ini bahan-bahan yang akan digunakan disediakan oleh labolatorium agar praktikum dapat berjalan lancar.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000. Gerak pada Tumbuhan. http://free.vlsm.org/. Diakses pada tanggal 18 November 2010 pukul 16.00 WITA.

Anonim, 2010. Pertumbuhan. http://ngaliyan.files.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 18 November 2010 pukul 16.00 WITA.

Fahn, A., 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. UGM university, Yogyakarta.

Fanklin, P. Garner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Harjadi, Sri Setyadi, 1979. Pengantar Agronomi. Garmedia, Jakarta.

Heddy, Suasono, 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta.

Latunra, A. Ilham, 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin, Makassar.