KANDUNGAN FENOLIK PADA BUAH JAMBU BIJI DAN MENGKUDU
¶ JAMBU BIJI
Jambu biji, buah ajaib yang akrab dalam
kehidupan kita, punya multimanfaat bagi kesehatan. Buah ini sangat kaya vitamin
C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkal berbagai jenis penyakit
degeneratif, serta menjaga kebugaran tubuh. Daun dan kulit batangnya
mengandung zat antibakteri, yang dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit.
Jambu biji secara taksonomi tergolong ke dalam
famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava. Karena itu, dalam bahasa
Latin disebut Psidium guajava. Dalam bahasa Inggris jambu biji dikenal sebagai
guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu batu, jambu klutuk, atau jambu
siki.
Daun jambu kaya akan senyawa flavonoid,
khususnya quercetin. Senyawa inilah yang memiliki aktivitas antibakteri dan
yang berkontribusi terhadap efek antidiare. Polifenol yang ditemukan pada daun
diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Daun jambu biji mengandung banyak phenolic
phytokimia yang dapat menghambat reaksi peroksidasi di dalam tubuh sehingga
dapat mencegah dari berbagai penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan
jantung. Ekstrak teh daun jambu biji dapat menghambat aktifitas radikal bebas,
sehingga teh daun jambu biji dapat dijadikan suplemen minuman kesehatan.
Seperti halnya daun jambu, kulit batang tanaman
ini juga memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak dari kedua bagian tanaman ini
secara in vitro bersifat toksik terhadap beberapa bakteri penyebab diare,
seperti Staphylococcus, Salmonella, Shigella, Bacillus, Escherichia coli,
Clostridium, dan Pseudomonas.
Vitamin C pada jambu biji sebagian besar
terdapat pada kulit dan daging buah, dan paling tinggi saat buah
menjelang matang. Karena itu, untuk mendapatkan manfaat vitamin C secara
maksimal, buah sebaiknya dikonsumsi menjelang matang.
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam
tubuh, antara lain sebagai ko-enzim dan ko-faktor. Fungsi vitamin C berkaitan
erat dengan pembentukan kolagen, sintesis karnitin yang berperan dalam
pengangkutan asam lemak rantai panjang, meningkatkan serapan dan metabolisme
zat besi dan absorpsi kalsium, serta menguatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi, termasuk infeksi virus dengue. Hal inilah yang menyebabkan buah jambu
biji dapat membantu mengatasi penyakit DBD.
Dari 97 varietas jambu biji yang tersebar di
seluruh dunia, hanya jambu biji yang daging buahnya merah yang diyakini mampu
menyembuhkan deman berdarah. Jambu biji yang buahnya berdaging merah
antara lain adalah Khemer merah, jambu biji Pasarminggu, dan jambu biji merah
Getas.
Jambu biji merah mengandung zat golongan
flavonoid, yaitu quersetin, salah satu dari 4.000 jenis flavonoid. Ekstrak Daun
Jambu Biji Selain buah, daun jambu biji tua juga mengandung berbagai komponen
yang berkhasiat mengatasi penyakit DBD. Hasil penelitian Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (POM) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga menunjukkan, ekstrak daun jambu biji dapat menghambat
perkembangan virus dengue dan mempercepat peningkatan jumlah trombosit darah.
Daun jambu biji diekstrak menggunakan alat
yaitu rotavapor. Ekstrak daun jambu biji mengandung senyawa flavonoid dan
tanin. Flavonoid merupakan kelompok pigmen tanaman yang memberikan warna pada
buah-buahan. Flavonoid merupakan komponen fenol, yaitu bioaktif yang akan
mengubah reaksi tubuh terhadap senyawa lain. Dengan demikian, flavonoid
mempunyai aktivitas sebagai antivirus dan antioksidan.
Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang
dinyatakan sebagai quersetin biasa ditemukan pada tumbuhan kelas Angiospermae.
Quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim
reverse transkriptase, yaitu enzim yang diperlukan oleh virus untuk mereplikasi
diri. Dengan demikian, quersetin dapat menghambat pertumbuhan virus berinti
RNA.
Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Aromatik menunjukkan, ekstrak daun jambu biji teruji secara klinis dapat
meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu per mm3 tanpa menimbulkan efek
samping. Peningkatan tersebut dapat tercapai dalam waktu 8-48 jam setelah
mengkonsumsi ekstrak daun jambu biji. Asam amino dalam daun jambu biji mampu
membentuk trombopoitin dari serin dan treonin, yang berfungsi dalam proses
maturasi megakariosit menjadi trombosit.
Khusus
daun jambu biji, penelitian yang pernah dilakukan umumnya khasiatnya sebagai
ainti diare. Disamping itu, jambu biji mempunyai khasiat sebagai anti
inflamasi, anti mutagenik, anti mikroba dan analgesik. Beberepa senyawa kimia
yang terkandung dalam jambu biji antara lain, polifenol, karoten, flavonoid dan
tannin. Dengan adanya kandung an senyawa itu diperkirakan daun jambu biji juga
mempunyai aktivitas antioksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati berbagai
penyakit.
¶ MENGKUDU
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon
isometrik yang juga terdapat pada lemak/ minyak esensial (essential oils),
yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid membantu
tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri.
Zat-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti menunjukkan
kekuatan melawan golongan bakteri infeksi Pseudonzonas aeruginosa, Proteus
morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia
coli.
Pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa
kegiatan zat anti bakteri dalam buah mengkudu dapat mengontrol dua golongan
bakteri yang mematikan (pathogen), yaitu: Salmonella dan Shigella.
Penemuan zat-zat anti bakteri dalam sari buah mengkudu mendukung kegunaannya
untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah
kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.
Asam askorbat yang ada di dalam buah mengkudu
adalah sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu
antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas
(partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping proses
metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan
tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam
lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang
tajam pada buah Mengkudu.
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii
berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari buah Mengkudu. Zat-zat scopoletin
ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai tambahan para ahli percaya bahwa scopoletin
adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat dalam buah mengkudu yang
dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi penting di dalam
tubuh manusia.
Scopoletin berfungsi memperlebar saluran
pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah.
Selain itu scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe
bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap Pythium sp dan
juga bersifat anti peradangan dan anti alergi.
Beberapa penelitian terbaru tentang mengkudu
dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-zat antikanker (damnacanthal).
Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti kanker pada ekstrak mengkudu
ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur
normal dari selsel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker) pada 500 jenis ekstrak
tumbuhan. Ternyata zat anti kanker pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel
abnormal.
Secara keseluruhan mengkudu merupakan bahan
makanan yang bergizi lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau
maupun sekarang, menggunakan buah mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli
kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah mengkudu untuk dapat bertahan hidup
pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang menetap di kepulauan
Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk mengkonsumsi buah mengkudu
untuk menambah kekuatan dan tenaga.
0 comments:
Post a Comment