GASTRULASI
BAB
I
PANDAHULUAN
Salah satu ciri makhluk
hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi bertujuan untuk
melestarikan dan mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu sepesies
tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan
generatif. perkembangbiakan secara vegetatif umunya terjadi pada tumbuhan dan
hewan tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya
terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangbiakan secara
generatif melibatkan individu jantan dan individu betina. Individu jantan akan
menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan individu betina akan
menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur (ovum). Sel sperma dan ovum
dibentuk di dalam alat kelamin (gonad). Pada individu jantan disebut testis
tepatnya di tubulus semeniferus sedangkan pada individu betina ovum dibentuk di
ovarium. Pada masa tertentu umumnya hewan akan menampakkan suatu tanda-tanda birahi
atau hasrat untuk melakukan perkawinan. Ini menandakan bahwa baik jantan maupun
betina telah siap untuk melakukan reproduksi. Setelah terjadi perkawinan
(sperma berhasil masuk kedalam ovum) terbentuklah zigot (Danisya, 2010).
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui
beberapa fase, antara lain: Sel tunggal (yang telah dibuahi), Blastomer,
Blastula, Gastrula, Neurula, dan Embrio / Janin (Wikipedia, 2011).
BAB II
ISI
Gastrula adalah
bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan
mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Sedangkan proses
saat pembentukan gastrula disebut dengan gastrulasi. pada saat gastrula ini
sel-sel akan mengalami invaginasi dan akan terus tumbuh kedalam, sehingga akan
mendesak blastopore untuk semakin masuk kedalam yang nantinya akan membentuk
rongga arkenteron (Danisya, 2010).
Tujuan dari grastulasi,
yaitu (Devi, 2011) :
1. Penempatan
bakal lapisan lembaga pada posisinya
2. Membentuk
lapisan-lapisan lembaga yang merupakan bahan baku dalam organogenesis
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat
rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh
embrionya. Yaitu (Anonim, 2011) :
- Triploblastik yaitu hewan yang
mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
- Diploblastik yaitu hewan yang
mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm.
Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana
berlangsung migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel secara terintegrasi yang
dilakukan melalui berbagai macam gerakan- gerakan morfogenik. Seiring dengan
berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung proses differensiasi. Migrasi
sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk (Devi, 2011) :
a. Menempatkan area perspektif endoderem ke dalam
b. Membungkus embrio dengan
perspektif ektoderem
c. Menempakan mesoderem diatara
endoderem dan ektoderem
d. Membentuk arkenteron, bakal saluran pencernaan primitif
Organogenesis yaitu
proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia).
Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula, seperti (Wikipedia, 2011) :
1. Ektoderm : lapisan yang akan memberi
bentuk luar hewan keseluruhan dan merupakan prekursor epidermis dan sistem saraf,
dibentuk dari sebagian besar kutub animal. Lapisan Ektoderm akan
berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
2. Endoderm : lapisan yang dibuat dari
kutub vegetal dan merupakan prekursor usus dan organ internal, dibentuk dari
sebagian besar kutub vegetal. Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.
3. Mesoderm : merupakan lapisan prekursor
otot, jaringan penghubung, dan komponen lainnya yang akan menghubungkan antara
ektoderm dan endoderm, dibentuk dari sebagian kutub animal dan kutub vegetal. Lapisan
Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti
ren.
Selama
gastrulasi, terdapat dua macam gerakan sel-sel, yaitu epiboli dan emboli.
1.
Epiboli
Merupakan pergerakan
lapisan epithelium (ektoderem) membungkus bagian embrio yang lain. Epiboli meliputi pergerakan sepanjang sumbu anterior-posterior dan
meluas ke tepi (divergen). Epiboli mencakup pergerakan bakat-bakat epidermis dan daun syaraf. Pada
suloblastula, pergrakan sel mengarah ke anterior-posterior tetapi pada diskoblastula
selain ke arah anterior-posterior juga ada hubungannya dengan perpindahan ke
tepi dan perluasan daerah epidermis. Jadi proses epiboli erat hubungannya
dengan pengaturan kembali daerah-daerah daun syaraf dan epidermis.
2.
Emboli
Pergerakan
emboli erat hubungannya dengan pergerakan daerah chorta mesoderm dan endoterm
ke arah dalam, kemudian meluas sepanjang anteroposterior sumbu gastrula. Pergerakan emboli nmeliputi involusi (gerakan membelok ke dalam),
invaginasi (gerakan menekuk dan melipat suatu lapisan ke arah dalam), evaginasi
(kebalikan dari ivaginasi), devergensi (gerakan memancar), konvergensi (gerakan
menyempit), delaminasi (peluncuran melipat membentuk lapisan atau gerakan
memisahkan diri sekelompok sel dari sekelompok sel asalnya) dan mencakup
pemanjangan, perluasan, penyempitan, blastopor (mulut primitif/ lubang
archenteron paling luar).
a.
Involusi adalah pelentikan sel-sel dari
lapisan luar yang menyebar dan masuk ke bagian dalam, misalnya penyebaran
sel-sel luar ke arah blastophorus amphibian.
b. Invaginasi
adalah pelipatan lapisan sel dari luar ke dalam, misalnya pembentukan
arkenteron pada amphioxus.
c. Evaginasi
adalah pelipatan lapisan dari dalam ke luar, misalnya eksogastrula.
d. Migrasi divergen, yaitu gerakan meluas
e. Konkresensi
atau konvergensi adalah pembelahan yang serentak dan diikuti dengan pergerakan
secara terkoordinasi, misalnya pembentukan primitive streak pada mbria ayam.
f. Delaminasi
adalah pemisahan lapisan sel dari suatu lapisan tunggal, misalnya pembentukan
lapisan hipoblas pada embrio ayam.
Amphioxus.
Epiboli pada amphioxus
akan bergerak pada seluruh bakal ektoderm yaitu pada sepanjang bagian anterior-anterior
tubuh. Proses epiboli ini berlangsung mengiringi proses membesar dan
melonjongnya embrio. Gerakan invaginasi terjadi pada daerah hypoblast. Daerah
ini berada dibagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu
daerah blastosol sampai bertemu dengan epiblast. Pada hypoblast akan mengalami
yang namanya perpanjangan menurut porosbagian embrio sehingga mengakibatkan
adanya pertambahan jumlah sel (Danisya, 2010).
Daerah yang mengalami invaginasi ini disebut
juga sebagai blastopore yang memiliki tiga bibir. Ketiga bibir tersebut yaitu
bibir dorsal, ventral, dan lateral. Gerakan involusi berlangsung pada bakal
notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast menuju
anterior, sehingga notochord akan terletak dibagian dorso-median tepatnya
persis di bawah ectoderm. Gerakan ekstensi berlangsung pada seluruh daerah
bakal pembentukan alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar.
Gerakan terakhir adalah konvergensi yang terjadi di daerah bakal mesoderm ke
arah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir latera (Danisya, 2010).
Amphibi.
Gastrulasi pada katak juga
melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast
pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini disertai oleh
pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior
bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke
posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median
menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral
berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada
persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median. Bakal mesoderm yang
terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke bibir dorsal
kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio
dan juga ke arah ventral (Danisya, 2010).
Aves.
Saat gastrulasi pada
aves di awali dengan adanya penebalan pada daerah bakal median embrio di caudal
yang di sebut primitive streak (lempeng awal). Primitive streak pertama kali
terbentuk di daerah posterior area pellucida yang tumbuh dari sel epiblast yang
bergerak ke arah median di posterior kemudian sel-sel primitive streak
memperbanyak diri. Bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm berkonvergensi ke
primitive streak kemudian berinvolusi di antara hypoblast dan epiblast. Dengan
bergerak terus ke anterior maka primitive streak mrndekati bakal pre-chorda
notochord. Pre-chorda dan notochord akan membentuk primitive pit dengan
melakukan invaginasi. Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang di iringi
sel–sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive streak menuju primitive
groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis
median di antara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap terbentuk. Aera pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang di sebut keping neural (Danisya, 2010).
Ketika embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap terbentuk. Aera pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang di sebut keping neural (Danisya, 2010).
Mamalia
Proses
gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari
konvergensi epiblat. Sel-sel epiblat memperbanyak diri dengan cepat sehingga
terjadilah penebalan yang kemudian membentuk hensen’s node. Dari anterior
hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian
berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior hansen’s node
melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit.
Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di sebut trunk organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan (truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior hensen’s node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan bagian berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord. Mesoderm embrional akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois chorion (Danisya, 2010).
Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di sebut trunk organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan (truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior hensen’s node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan bagian berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord. Mesoderm embrional akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois chorion (Danisya, 2010).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. Perbedaan Embriogenesis pada Amphioxus, Aves,
Amphibia, dan Mamalia. http://multiply.com. Diakses tanggal 9 Mei 2011.