Sunday, February 3, 2013

BIOLOGI LAUT


TUGAS PENDAHULUAN
BIOLOGI LAUT

PERCOBAAN III
LAMUN

SOAL

1.    Jelaskan pengertian dan habitat lamun!
2.    Tuliskan jenis-jenis lamun yang ada di Indonesia!
3.    Jelaskan penggolongan lamun yang ada di Indonesia!
4.    Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup lamun!
5.    Bagaimana peranan lamun bagi ekosistem laut!
6.    Jelaskan perbedaan:
a.    Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata
b.    Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides

JAWAB:
1.    Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air, beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.
Lamun umumnya mem­bentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi per­tumbuhan­nya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih, dekat terumbu karang, dan terkadang menyatu dengan terumbu karang, dengan sirkulasi air yang baik. Lamun hidup dan terdapat pada daerah mid-intertidal sampai kedalaman 0,5-10 m. Namun sangat melimpah di daerah sublitoral.
2.    Jenis-jenis lamun di Indonesia
Jenis Lamun di seluruh dunia telah teridentifikasi 60 jenis lamun, 20 jenis diantaranya ditemukan di perairan di Asia Tenggara dan terdapat 12 jenis lamun (7 genus) yang tumbuh di perairan Indonesia yang termasuk ke dalam 2 famili, yaitu Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae.













3.    Penggolongan lamun yang ada di Indonesia
            Lamun yang ada di Indonesia digolongkan menjadi 2 family, yaitu Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae.
a.    Hydrocharitaceae memiliki anggota dengan bentuk daun seperti pita, bulat, memiliki pelepah, daun penumpu, rhizome beruas dengan panjang 5-40 mm, pada rhizome terdapat akar, ada yang tunggal dengan diameter 2-5 cm, panjang 15 cm atau lebih, berbulu, memiliki fibrous bistle.
b.    Potamogetonaceae memiliki ukuran tumbuhan sedang atau kecil, rhizome kecil, kuat, beruas, pada tiap buku terdapat tunas tegak dengan 2-4 helai daun, daun bentuk pita atau jarum, panjang daun 4-15 cm dengan ujung daun bulat, bergerigi atau tidak beraturan.
4.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup lamun
a.    Temperatur
Lamun akan berfotosintesis secara maksimal pada kisaran suhu 28o-30o C. Semakin jauh suhu perairan dari suhu optimal ini, semakin berkurang kemampuan lamun untuk berfotosintesis.
b.    Salinitas
Tiap-tiap jenis lamun mempunyai kisaran salinitas berbeda-beda. Namun secara umum, lamun memebutuhkan salinias sebesar 10-40%. Sedangkan rusaknya padang lamun saat ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya salinitas karena berkurangnya suplai air tawar dari sungai.
c.    Intensitas cahaya
Lamun memerlukan cahaya untuk berfotosintesisi, sehingga semkain sedikit cahya, semakin kurang berkembang lamunnya.
d.   Arus
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai kemampuan maksimal untuk tumbuh.
e.    Kandungan Oksigen (DO)
Suhu, salinitas, dan turbulensi air mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air. Kadar oksigen terlarut berkurang dengan meningkatnya suhu, ketinggian, altitude dan berkurangnya tekanan atmosfer. Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu ekosistem perairan seperi padang lamun. Kadar oksigen terlarut kurang dari 4 mg/l mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir semua organisme akuatik.
f.     Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe subtrat, di Indonesia padang lamun dikelompokkan dalam 6 kelompok berdasarkan tipe substratnya, yaitu lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang. Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus oleh akar-akar dan rimpangnya guna menyokong tumbuhan ditempatnya. Semakin tipis substrat (sedimen) perairan akan menyebabkan kehidupan lamun yang tidak stabil. Sebaliknya semakin tebal substrat, lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi.
g.    Nutrien
Ketersediaan nutrient menjadi faktor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan morfologi lamun pada perairan yang jernih. Unsur N dan P dalam sedimen perairan dapat berbentuk sedimen terlarut atau terikat dalam suspensi. Hanya nutrien N dan P terlarut yang dapat dimanfaatkan oleh lamun.
5.    Peranan lamun
Peran lamun adalah sebagai habitat bagi biota akuatik (wilayah pengembalaan, wilayah pemijahan, dan tempat mencari makan), produsen primer, carbon sink, penangkap sedimen dan nutrien, serta penahan gelombang. Di samping itu, padang lamun mempunyai berbagai macam biota laut yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan, cumi-cumi, udang, alga, teripang, dan tiram mutiara.
a.    Sebagai Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer paling tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang.
b.    Sebagai Habitat Biota
Lamun menyediakan tempat bagi hewan-hewan laut untuk berkembang biak, memijah, padang pengembalaan dan makanan bagi beberapa jenis ikan herbivora dan ikan karang. Lamun juga memberikan perlindungan dan tempat menempel untuk berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Lamun memberikan rumah bagi banyak biota laut.
c.    Sebagai Penangkap Sedimen
Daun lamun yang  lebat mampu memperlambat kuat aliran arus air yang mengalir di laut sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan  dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan  dan menstabilkan dasar permukaaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen dapat mencegah erosi.
d.   Sebagai Pendaur Zat Hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.
6.    Perbedaan
a.    Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata
Puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan berserat, ujung daunnya bergerigi dengan lebar 5-9 mm, kelopak daun umumnya triangular dengan dasar yang sempit, memiliki ruas atau bekas duduk daun yang terbuka sehingga tidak membentuk cincin berkelanjutan yang mengeliling batang, serta ditemukan pada subtidal yang dangkal dengan batu karang yang rata.
Sedangkan Cymodocea rotundata ujung daunnya bulat, datar dengan lebar 2-4 mm, dan halus, memiliki ruas atau bekas duduk daun yang tertutup, sehingga membentuk cincin berkelanjutan yang mengeliling batang, serta ditemukan pada batu karang yang dangkal.
b.    Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides
Thalassia hemprichii umumnya di jumpai di daerah subtidal dangkal dan berlumpu, bentuk daun melengkung, panjang daunnya 10-40 cm, memiliki rhizome yang rimbun dengan bekas di antara tunasnya, serta memiliki garis pendek hitam pada tiap helai daun yang merupakan sel tanin.
Sedangkan Enhalus acoroides tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk spesies tunggal atau mendominasi komunitas padang lamun, daunnya membentuk pita dengan panjang 30-150 cm, daun dengan tepi menggulung, serta memiliki rhizome yang rimbun dengan jerami yang hitam panjang atau tali seperti akar.

BIOLOGI LAUT


MAKALAH

PEMBAGIAN PLANKTON BERDASARKAN UKURAN, ASAL DAN LAMA HIDUP, BENTUK KEHIDUPAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Plankton ádalah organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam air yang pergerakannya relatif pasif. Kemampuan berenang organism-organisme planktonik demikian lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh gerakan-gerakan air. Plankton sebagai organisme yang tidak dapat menyebar melawan pergerakan massa air, yang meliputi fitoplankton (plankton nabati), zooplankton (plankton hewani) dan bakterioplankton (bakteri) (Scribd, 2009).
Plankton berbeda dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas yang hanya terdiri dari hewan dan tidak bergantung pada arus air, contohnya : ikan, cumi – cumi, paus, dll, sedangkan bentos adalah biota yang hidupnya melekat pada, menancap, merayap, atau membuat liang didasar laut, contohnya: kerang, teripang, bintang laut, karang, dll (Blogspot, 2009).
B.            Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.             Mengetahui penggolongan plankton berdasarkan ukurannya
2.             Mengetahui penggolongan plankton berdasarkan asal dan lama hidup
3.             Mengetahui penggolongan plankton berdasarkan bentuk kehidupan



BAB II
ISI

            Plankton merupakan biota di laut yang teramat beraneka-ragam dan terpadat di laut, menyusul kemudian bentos. Banyak biota laut yang dalam daur hidupnya menempuh lebih dari satu cara hidup. Pada saat berupa larva ada yang hidup sebagai plankton dan kemudian menjadi nekton atau bentos pada saat dewasa. Produsen primer (fitoplankton), herbivore, konsumen tingkat pertama, larva dan juwana planktonik dari hewan lain bergabung menjadi satu membentuk volume biota laut yang besar. Hidupnya terbatas di lapisan perairan laut beberapa ratus meter dari permukaan laut (Romimohtarto, 2007).
            Penggolongan plankton dapat dibedakan berdasarkan fungsinya,  ukuran, asal dan lama hidup, serta bentuk kehidupan (Wordpress, 2009).
1.        Ukuran
Nybakken (1992) menggolongkan plankton berdasarkan ukuran, penggolongan ini tidak membedakan fitoplankton dan zooplankton, golongan plankton ini terdiri atas :
a. Megaplankton yaitu plankton yang berukuran 2.0 mm.
b. Makroplankton yaitu plankton yang berukuran 0.2-2.0 mm.
c. Mikroplankton yaitu plankton yang berukuran 20μm-0.2 mm.
d. Nanoplankton yaitu plankton yang berukuran 2μm-20μm.
e. Ultraplankton yaitu plankton yang berukuran kurang dari 2μm.

2.        Berdasarkan Bentuk Kehidupan
Berdasarkan bektuk kehidupan secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton(Wordpress, 2009) .
a.         Fitoplankton


Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai (Wordpress, 2009).
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer. Bahan organik yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan (Adhy, 2009).
b.      Zooplankton


Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam (Wordpress, 2009).
c.         Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam prows fotosintesis (Wordpress, 2009).
d.      Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut (Blogspot, 2009).
3.        Berdasarkan asal dan lama hidup
Berdasarkan asal-usul plankton dimana ada plankton yang hidup dan berkembang dari perairan itu sendiri dan ada yang berasal dari luar, terdiri atas (Scribd, 2009):
a. Autogenik plankton, yakni plankton yang berasal dari perairan itu sendiri
b. Allogenik plankton, merupakan plankton yang datang dari perairan lain.
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi (Adhy, 2009) :
a. Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
b. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara. Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut. Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan.
c. Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
Berdasarkan lingkungan dimana plankton ditemukan  dapat digolongkan menjadi  (Scribd, 2009) :
      Limnoplankton: plankton yang hidup di danau
      Rheoplankton: plankton yang hidup di sungai
      Haliplankton : Plankton yang hidup dilaut
      Hypalmyplankton: plankton yang hidup di air payau

4.        Berdasarkan Bentuk Persebaran Plankton
a.        Sebaran Horizontal
Plankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi (Wordpress, 2009) :
a. Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5­10 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.
b. Plankton Oseanik
Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini. Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.
b.         Sebaran Vertikal
Plankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton dapat dibagi menjadi (Wordpress, 2009) :
a. Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium , yang merupakan sianobakteri berantai panj ang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi j enis yang kompleks. Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.
b. Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.
c. Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m. Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Penggolongan Plankton, http:// .blogspot.com, di akses pada tanggal 21 Februari 2012.

Anonim, 2009, Plankton, http://smayani.wordpress.com/2009/05/13/plankton/, diakses pada tanggal 21 Februari 2012.
Adhy, 2009, Pengertian dan Penggolongan Plankton, http://entahsiapa15.wordpress.com/2009/01/16/pengertian-dan-penggolongan-plankton/, diakses pada tanggal 21 Februari 2012.
Romimohtarto, K., dan Juwana, S., 2007, Biologi Laut, Djambatan, Jakarta

Scribd, 2009, Plankton, www.scribd.com,  diakses pada tanggal 21 Februari 2012.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Berdasarkan ukurannya plankton dibedakan atas megaplankton,  makroplankton, mikroplankton, nanoplankton dan ultraplankton.
2.      Berdasarkan asalnya plankton dibedakan atas autogenik dan allogeni, sedangkan berdasarkan lama hidupnya dibedakan atas haloplankton, meroplankton dan tikoplankton
3.      Berdasarkan bentuk kehidupannya plankton dibedakan atas fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.

B.     Saran
Sebaiknya dalam pembuatan makalah ini lebih banyak menggunakan literatur atau referensi sehingga makalah yang dibuat juga menjadi lebih baik.